Floresa.co – Wisatawan mancanegara mengalami luka di kaki kirinya setelah terjatuh ke lubang trotoar yang tak ditutup di Labuan Bajo, destinasi wisata super premium.
Daniel, wisatawan asal Spanyol tersebut tengah berjalan kaki bersama teman-temannya di trotoar jalan sekitar Hotel Puri Sari, di mana lampu jalan tidak berfungsi atau padam pada 9 Juni malam.
Saat itu, sekitar pukul 21.00 Wita, ia dan teman-temannya hendak membeli bekal untuk island trip di sebuah toko di Gorontalo, kata Mayo, Manajer Resort Sudamala Komodo tempat Daniel menginap, sebagaimana dilansir dari Tajukflores.com.
Kejadian itu membuat Daniel harus dirawat intensif selama tiga jam di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo.
Ia mendapat dua jahitan di kaki kiri dan disuntik tetanus untuk mencegah infeksi luka, kata Mayo.
Bupati Endi Janji Koordinasi
Menanggapi informasi tersebut, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait, seperti Dinas Cipta Karya “karena berkaitan dengan penerangan lampu jalan.”
“Yang kedua, [dengan] Dinas Bina Marga karena ini di trotoar,” katanya sebagaimana dilansir dari Infolabuanbajo.id.
Selain dua instansi tersebut, kata Endi, Dinas Lingkungan Hidup juga memiliki tanggung jawab “karena mereka selalu membersihkan, mereka tahu kondisi seperti apa di lapangan.”
“Sangat penting yang namanya koordinasi lintas sektor. Jangan karena tahu itu bukan tanggung jawab mereka, maka mereka tahu lalu tidak mengkomunikasikan dengan para pihak seperti dinas Cipta Karya dan Bina Marga,” katanya.
“Pemerintah Jangan Berpikir Pendek”
Mayo mengatakan Daniel mengaku sangat kecewa dan menyesal karena kejadian tersebut “di luar ekspektasi mereka bahwa daerah ini cukup aman.”
Karena itu, ia berharap pemerintah tidak berpikir pendek dalam menanggapi kejadian tersebut.
Kejadian seperti itu, kata dia, dapat menimbulkan kekecewaan wisatawan, yang kemudian dapat membuat “mereka tidak akan datang ke sini lagi.”
Kalau tidak ada tindakan, katanya, “itu secara langsung akan mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat setempat.”
Melky Saning, salah seorang pelaku wisata di Labuan Bajo menyayangkan kondisi kota tersebut yang menurutnya “tidak sesuai dengan statusnya sebagai kota super premium”.
“Bukannya datang menikmati liburan, wisatawan Spanyol itu malah mengalami musibah. Andai saja lampu jalannya menyala pasti wisatawan itu tidak tertimpa musibah,” katanya kepada Floresa.
Selain itu, ia juga menyinggung persoalan lain yang baru-baru ini ramai dibicarakan publik, yakni nota pembayaran kuliner di Kampung Ujung, Labuan Bajo yang diunggah ke media sosial oleh wisatawan asal China karena harganya yang dinilai terlalu mahal.
“Semoga Bupati Manggarai Barat menanggapi dengan serius dua peristiwa ini,” katanya.
Editor: Ryan Dagur