‘Awalnya Retakan Kecil, Lalu Semakin Parah,’ Cerita Warga di Pedalaman Manggarai Timur tentang Tanah Bergerak yang Merusak Rumah dan Memaksa Mereka Mengungsi

Retakan sepanjang sekitar satu setengah kilometer itu bermula pada akhir bulan lalu

Floresa.co – Warga salah satu kampung di pedalaman Kabupaten Manggarai Timur menghadapi bencana langka tanah bergerak yang merusak rumah-rumah sehingga mereka harus mengungsi.

Menurut warga di Kampung Nenu, Desa Paan Leleng, Kecamatan Kota Komba itu, fenomena yang pertama kali terjadi tersebut bermula pada 23 Desember 2024. 

“Awalnya retakan kecil, lalu semakin parah,” kata Sebastianus Perhugo, salah satu warga Kampung Nenu. 

Saat berbicara dengan Floresa pada 7 Januari,  ia berkata, retakan itu terjadi sepanjang sekitar satu setengah kilometer dari timur ke barat kampung dan satu kilometer dari utara ke selatan hingga mencapai aliran Sungai Wae Moi. 

“Pergerakan tanah semakin parah pada 31 Desember, hingga mencapai rumah warga,” katanya.

Delapan kepala keluarga yang terdampak pun langsung dievakuasi ke rumah kerabat yang berjarak sekitar satu kilometer dari kampung tersebut.

Ia berkata, situasinya terus memburuk. 

“Bahkan sering terdengar bunyi gemuruh, baik siang maupun malam hari,” tambahnya. 

Langkah Pemerintah Desa

Kepala Desa Paan Leleng, Juliana Salestin berkata, pihaknya langsung bergerak merespons bencana ini.

“Kami telah mengunjungi para korban dan melihat langsung lokasi kejadian,” tuturnya kepada Floresa pada 8 Januari.

Pada 30 Desember 2024, pihaknya juga membuat laporan ke Bupati Manggarai Timur, DPRD, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Dinas Pertanian dan Pangan, serta Camat Kota Komba.

Juliana berkata, terdapat 38 jiwa dari 10 kepala keluarga yang terdampak bencana ini, sementara rumah yang rusak delapan unit.

Menurut Sebastinus, pada 7 Januari, Penjabat Bupati Manggarai Timur Boni Hasudungan bersama rombongan sudah mengunjungi lokasi bencana. 

“Mereka membawa bantuan berupa sembako,” katanya.

Meski demikian, tambahnya, para korban masih membutuhkan bantuan lain, seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan yang belum sepenuhnya terpenuhi.

Fenomena Tanah Bergerak

Dilansir dari Tempo.co, fenomena tanah bergerak adalah peristiwa alam yang terjadi ketika tanah secara tiba-tiba atau perlahan-lahan bergeser dari posisi semula. 

Fenomena ini dapat terjadi dalam berbagai skala, mulai dari gerakan tanah yang kecil hingga bencana alam besar seperti longsor atau tanah runtuh.

Pemicunya karena berbagai faktor, seperti aktivitas geologi, perubahan iklim, dan faktor manusia.

Beberapa di antaranya adalah curah hujan yang tinggi yang merusak struktur dan menyebabkan penumpukan air yang berlebihan dalam tanah, yang pada gilirannya memicu longsor atau tanah runtuh.

Selain itu adalah penggundulan hutan secara besar-besaran, yang dapat mengurangi daya ikat tanah oleh akar pohon.

Hal ini membuat tanah menjadi tidak stabil, meningkatkan risiko longsor, termasuk tanah bergerak.

Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur belum menjelaskan pemicu bencana ini di Kampung Nenu.

Editor: Ryan Dagur

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel Whatsapp dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA