Borong, Floresa.co – Pemerintah Amerika Serikat menyatakan siap menggandeng perusahan-perusahaan dari negara itu untuk membangun pabrik pengolahan biji jambu mente di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Flores, NTT.
Komitmen tersebut disampaikan oleh Joanne Cossitt, Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) bidang Politik dan Ekonomi di Surabaya, saat bertemu Bupati Matim Yosep Tote di Borong, Selasa (14/4/2015).
Joanne mengatakan bila rencana investasi perusahaan AS itu terealisasi, maka biji-biji jambu mente hasil olahnnya akan dipasarkan langsung ke AS. Dia juga mengatakan bila terealisasi, maka tenaga kerja diprioritaskan kaum perempuan dari daerah Matim.
Karena itu, Joanne meminta pemerintah Matim untuk memberikan data-data potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di Matim. Data-data tersebut nanti akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang hendak berinvestasi di daerah itu.
Dia mengatakan banyak perusahaan Amerika yang ingin berinvestasi di Indonesia termasuk untuk membangun pabrik pengolahan biji jambu mente.
Bupati Yosep Tote menyambut baik niat pemerintah negeri Paman Sam itu membawah investor swastanya ke Matim. Tote mengatakan, Pemerintah Kabupaten Matim bersedia menyiapkan lahan baik untuk fasilitas pabrik maupun untuk perkebunan.
Dalam kesempatan itu, Bupati Tote juga memaparkan perkembangan sosial ekonomi Matim selama delapan tahun menjadi daerah otonomi, hasil pemekaran dengan Kabupaten Manggarai.
Tote mengatakan awalnya bidang ekonomi masyarakat sangat rendah namun pada tahun ke lima ekomi masyarakat Matim menjadi tertinggi di NTT.
Selain ekonomi, Pemda Matim kata dia juga mempriotitaskan pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan. Tote mengakui di Matim saat ini masih ada kendala dalam pembangunan rumah sakit daerah.
“Selama ini kalau ada masyarakat Matim yang sakit harus dibawa ke RSUD Ruteng. Pemda Matim sudah sediakan tanah untuk pembangun RSUD. Namun, belum punya dana untuk membangun RSUD,”ujarnya.
Namun, demikian, Tote mengatakan di Matim juga sudah tersedia Puskesmas yang dilengkapi dengan ruangan rawat inap. Warga akan dirujuk ke RSUD Ruteng bila tidak bisa ditangani di Puskesmas atau Pustu, demikian kata Tote. (PTD/Floresa)