Nangahale

Artikel-artikel terkait topik ini

Kasih dalam Kebenaran: Pesan Paus Benediktus XVI di Tengah Kisruh HGU Nangahale

Tulisan ini menanggapi artikel yang dipublikasi Floresa berjudul “Tidak Perlu Bicara Cinta Kasih di Nangahale?”

Duka Nangahale dan Miopia Moral

Artikel ini menanggapi sikap Gereja dalam konflik Nangahale yang berpegang pada positivisme hukum, hal yang bertentangan dengan jati dirinya sebagai institusi iman, harapan dan kasih

Klarifikasi Hukum atas Kasus Tanah Nangahale

Tulisan kuasa hukum PT Krisrama ini menanggapi salah satu liputan Floresa berjudul “Tangis Histeris Anak Usia Empat Tahun di Sikka yang Ibunya Diseret ke Bui oleh Korporasi Gereja Katolik

Tidak Perlu Bicara Cinta Kasih di Nangahale?

Komentar-komentar yang melarang mengaitkan kasus Nangahale dengan nilai-nilai kristiani dan kemanusiaan justru memperlemah dan merusak Gereja Katolik

Abdon Nababan, Pemerhati Masyarakat Adat: Gereja Katolik di Sikka Pilih Terapkan Hukum Negara Meski Sadar akan Timbulkan Ketidakadilan 

Gereja perlu bermusyawarah dengan umat melalui pendekatan sejarah dan sosial, kata Abdon 

Kontradiksi Gereja Katolik di Flores: Menolak Geotermal, Membiarkan Umat Terlantar di Nangahale

Meski dalam kenyataannya ada umat yang menjadi korban di Nangahale, terjadi tindakan represif, hingga ada yang dibui, hal itu tetap saja dibela sebagai sesuatu yang ‘mulia’

Usai Penjarakan Delapan Warga Adat, Korporasi Gereja Katolik di Flores Lapor Lagi Belasan Warga Lainnya dan Aktivis

Laporan terbaru oleh dua orang pastor diajukan ke Polda NTT di Kupang

Aksi Pengadangan oleh Masyarakat Adat Batalkan Upaya Korporasi Keuskupan Maumere Kerahkan Umat untuk Beraktivitas di Lahan Konflik Nangahale

Warga dan perusahaan lalu berdialog di lokasi, bersama Kapolres dan wakil Pemda Sikka

Amnesty International Sebut Vonis Penjara Masyarakat Adat di Flores karena Rusak Plang Perusahaan Milik Gereja Katolik ‘Cederai Rasa Keadilan’

Amnesty juga menyebut kasus ini merupakan kriminalisasi terhadap masyarakat yang sedang memperjuangkan haknya

Pengadilan di Flores Penjarakan 8 Masyarakat Adat terkait Perusakan Papan Nama Perusahaan Milik Gereja Katolik

Vonis 10 bulan penjara lebih tinggi dari tuntutan jaksa, hal yang memicu protes dari pengacara masyarakat adat