Bersua dengan Pastor di Labuan Bajo, Sandiaga Uno Kisahkan Pengalaman Dididik di Sekolah Katolik

Labuan Bajo, Floresa.co Dalam kunjungannya ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa, 26 Februari 2019, Sandiaga Salahudin Uno berkesempatan bertemu dengan Vikep Labuan Bajo, Romo Rikar Mangu Pr.

Vikep merupakan jabatan hierarkis di Gereja Katolik yang memiliki wilayah otoritas di dalam sebuah keuskupan serta bertanggung jawab kepada uskup sebagai pemimpin keuskupan. Vikep memimpin apa yang disebut Kevikepan.

Di Keuskupan Ruteng, ada tiga Kevikepan, yakni Kevikepan Labuan Bajo yang dipimpin Pastor Rikar, serta Kevikepan Ruteng dan Kevikepan Borong.

Di hadapan Pastor Rikar, Sandiaga yang ditemani anggota DPR RI, Pius Lustrilanang dan anggota DPRD Mabar, Fidelis Sukur mengisahkan pengalamannya saat mengenyam pendidikan di SMA Katolik Pangudi Luhur, Jakarta.

Menurut Sandiaga, banyak nilai yang dipelajari selama tiga tahun berada di bawah asuhan guru-guru di sekolah binaan Bruder Kongregasi Santa Perawan Terkandung Tak Bernoda (FIC) itu.

“Kami belajar mengenai toleransi, belajar mengenai keberagaman, belajar juga mengenai kedisiplinan,” kata mantan Wakil Gubernur Jakarta itu.

Ditanya terkait dengan konsep pendidikan yang akan diterapkan seandainya memenangi Pilpres bersama Prabowo Subianto, Sandiaga berjanji mengedepankan pendidikan karakter, sebagaimana yang pernah ditimbanya selama mengenyam pendidikan di SMA Pangudi Luhur.

“Konsep pendidikan yang dikedepankan ialah konsep pendidikan berbasis karakter,” katanya.  

“Saya diajarkan kedisiplinan, diajarkan mengenai toleransi, diajarkan mengenai kemajemukan di Sekolah Katolik, pas dulu SMA,” ulang Sandiaga.

Menurut Sandi, pentingnya pendidikan karakter karena sarat dengan tuntutan agar peserta didik memiliki keseimbangan dalam berbagai aspek, baik intelektual maupun emosional.

“Kami melihat, bukan hanya menghadirkan generasi muda yang cerdas, pintar secara IQ (intelligence quotient) tetapi juga cerdas secara emosional serta kuat dalam spirit,” katanya.

“Mereka (peserta didik) juga harus memiliki akhlak yang baik, mencintai sesama, harus mampu memiliki daya saing, tanpa harus saling mencaci maki,” tutup Sandi.

Pada kesempatan pertemuan itu, Sandiaga dan Romo Rikar berkesempatan bertukaran topi Manggarai yang masing-masing mereka kenakan sebelum perjumpaan itu.

Setelah dari Kevikepan, Sandiaga mengikuti sholat di salah satu masjid di kota pariwisata itu.

Nonton cuplikan videonya berikut!

ARJ/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA