PILIHAN EDITORWarga di Desa Macang Tanggar, Mabar Konsumsi Air Kubangan

Warga di Desa Macang Tanggar, Mabar Konsumsi Air Kubangan

Olin, siswi SD di Mabar sedang menimba air di Kali Wae Rae untuk konsumsi. Di kali itu, juga tempat mandi dan minum berbagai jenis ternak. (Foto: Sirilus Ladur/Floresa)
Olin, Sekolah Dasar Inpres Macang Tanggar sedang menimba air di Kali Wae Rae untuk konsumsi. Di kali itu, juga tempat mandi dan minum berbagai jenis ternak. (Foto: Sirilus Ladur/Floresa)

Labuan Bajo, Floresa.co – Warga Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar)-Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang kesulitan untuk mendapat air minum bersih, akibat musim kemarau yang terjadi sejak bulan April lalu.

Kini, mereka terpaksa mengonsumsi air dari kali Wae Rae, yang juga biasa menjadi tempat kubangan kerbau, juga tempat berbagai jenis ternak meminum air.

Olin, siswi Sekolah Dasar Inpres Macang Tanggar yang ditemui Floresa.co saat ia sedang menimba air di Kali Wae Rae akhir pekan lalu mengatakan, mereka menimba air itu selama musim kemarau, karena debit air di ujung areal persawahan yang biasa mereka konsumsi sudah kecil.

“Terpaksa kami sekarang untuk mandi, minum, cuci dan air untuk menyiram sayur, memakai air ini,” katanya.

Ia menjelaskan, air di kali itu, juga jadi tempat mandi dan minum air bagi ternak kerbau, sapi dan kuda.

“Mau bagaimana lagi, ini saja tempat yang ada airnya,” ujar Olin.

Kampung Weor berada di wilayah selatan kota Labuan Bajo, dengan waktu tempu 15 menit dari ibukota Kabupaten Mabar itu.

Vinsensius Supardi, salah seorang warga mengatakan kepada Floresa.co, Senin (20/7/2015), masalah kesulitan air bersih bukan baru kali ini dialami warga Desa Macang Tanggar.

Kata dia, selain Weor, di desa itu ada berapa kampung yang mengalami persoalan sama, yakni di Kampung Bancang, Mberata dan Nanganae.

Penelusuran Floresa.co, di tahun 2013, di Desa Macang Tanggar, pemerintah pernah melakukan pemasangan jaringan pipa air minum bersih.

Semua pipa dan bak penampungan air minum bersih sudah selesai dikerjakan, namun sejak saat itu hingga sekarang, airnya tidak mengalir.

Proyek penyediaan air bersih itu disebut-sebut sebagai bagian dari dana Sail Komodo pada tahun 2013.

Pantauan Floresa.co, kini pipa-pipa itu ada yang masih baik, namun sebagian sudah rusak. (Sirilus Ladur/ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA