Mahasiswa Manggarai di Malang Sambut Hangat Film “Tida Lupa”

Baca Juga

Film ini mampu membangkitkan daya refleksi kritis para mahasiswa dalam sesi diskusi, terutama karena banyak yang belum mengetahui secara mendalam tentang seluruh peristiwa 1965 di Manggarai.

Sejumlah pertanyaan menyinggung soal film, persoalan PKI, HAM, Gereja, yang sayangnya karena keterbatasan waktu tidak dijawab semuanya dengan tuntas.

Menanggapi kehadiran film ini, Robby Wirawan, alumni St Klaus angkatan 2007 mengatakan, peristiwa 1965 itu merupakan tragedi kemanusiaan.

“Kita perlu merefleksikan kembali peristiwa ini dalam konteks kita sekarang. Bagaimana kita menghayati hidup sebagai ‘man for the others’?” katanya.

“Ketika masih ada diskriminasi, pengucilan, dan sebagainya sebenarnya kita telah kehilangan sense of humanism dan sense of belonging,” lanjutnya.

Robby, yang kini sedang studi Magister Politik Pemerintahan di Universitas Brawijaya mengatakan, kegiatan diskusi dan bedah film ini lebih mengajak mahasiswa untuk bergumul dengan sesuatu yang menambah wawasan pengetahuan.

Hal ini, kata dia, sekaligus menjawab kritik dari berbagai pihak pasca konflik yang baru-baru ini menghantui mahasiswa Manggarai di Malang, terkait kematian seorang mahasiswa, Fidelis Honto setelah dikeroyok temannya sesama Manggarai. (Laporan Britho Wirawan/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini