Elar, Floresa.co – Tiga orang warga mengalami persekusi di kampung Dupa, Desa Compang Soba, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur pada Selasa, 9 Oktober 2018 malam hingga Rabu 10 Oktober pagi lalu. Mereka adalah Zakaria Hojon (52), Ahmad Basri (51), dan Abdul Huse (64).
Zakaria dan Abdul merupakan warga setempat. Sedangkan Ahmad merupakan warga Landoasong, Desa Compang Lawi, Kecamatan Sambi Rampas yang saat itu sedang mengunjungi beberapa keluarganya di kampung tersebut.
Kepada Floresa.co, Minggu 14 Oktober 2018, mereka mengaku dianiaya secara keji oleh warga setempat setelah dituduh sebagai dukun santet. Meskipun mereka membantah, namun warga tetap meyakini ketiganya sebagai dukun setelah mendapat petunjuk dari seseorang dukun sekaligus tukang pijat yang mengaku diri sebagai intel TNI.
“Kami dijemput di rumah sekitar jam sebelas malam. Digelandang menuju rumah mantan Kepala Desa Compang Soba, Ruslan Muda, tempat orang yang mengaku diri intel TNI itu menjalankan praktek pengobatan,” tutur Zakaria.
“Setiba di rumah mantan Kepala Desa itu, kami dituduh sebagai dukun lalu disiksa seperti binatang,” lanjut Ahmad.
Selama menjalankan praktek pijat dan pengobatan di kampung tersebut, oknum yang mengaku intel TNI asal Sape, Nusa Tenggara Barat itu disapa Abang.
“Tidak tahu siapa namanya. Tapi orang-orang memanggil dia Abang. Pokoknya Abang itu bilang apa saja, pasti dituruti warga di sini,” ujar salah seorang warga.
Kepala Desa Compang Soba, Gregorius Jaka, membenarkan peristiwa itu. Saat kejadian, ia sedang bertugas di Borong, ibu kota Manggarai Timur. Ia langsung kembali ke desanya untuk mencari tahu kebenaran peristiwa itu.
Ia pun melaporkan kejadian itu kepada Kepala Pos Polisi (Kapospol) Elar dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kecamatan Elar. Ia khawatir akan terjadi konflik horizontal antara warga pelaku persekusi dengan keluarga para korban.
“Kapospol dan Babinsa pun datang cek di TKP dan mengamankan oknum yang mengaku intel TNI itu. Permasalahan ini sudah ditangani aparat dan saya belum diberitahu perkembangan penanganan selanjutnya,” ujar Gregorius.
Pantauan floresa.co, suasana kampung Dupa tampak lengang. Masih terjadi ketegangan antara keluarga korban dengan keluarga pelaku persekusi. Setelah mengamankan oknum yang mengaku intel TNI itu, polisi belum memeriksa para pelaku dan korban.
Ketiga korban mengalami trauma. Ahmad mengalami cedera. Memar pada tulang pipih bagian kiri, kepala bagian belakang dan pundak kiri akibat dipukul menggunakan gagang senapan oleh oknum intel dan tongkat oleh anak buahnya.
Dia juga mengalami pembengkakan pada kemaluan karena ditendang oleh anak buah oknum yg mengaku intel itu.
“Keluarga pelaku mendatangi kami untuk selesaikan kasus ini secara damai. Kami tidak mau. Kami sudah dihina. Disiksa secara keji. Kami harap hukum yang selesaikan kasus ini,” ujar korban Abdul Huse.
Rosis Adir/NJM/Floresa