Mahasiswa Unika St Paulus Ruteng Gelar Aksi Solidaritas Bantu Bocah Lumpuh di Manggarai Timur

Aksi itu merespon kisah soal Agleriano Gefrilman yang baru-baru ini diberitakan sejumlah media, termasuk oleh Floresa.co.

Baca Juga

Floresa.co – Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng, NTT menggelar aksi solidaritas pada Sabtu, 10 Desember 2022 untuk membantu seorang bocah lumpuh di Kabupaten Manggarai Timur yang berharap bisa sembuh dan bisa sekolah.

Aksi berupa penggalangan dana itu yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa [BEM] merespon kisah soal Agleriano Gefrilman yang baru-baru ini diberitakan sejumlah media, termasuk oleh Floresa.co. Bocah 12 tahun itu bisa membaca dan menulis, meski tidak mengenyam pendidikan formal.

Titik aksi para mahasiwa tersebar di sejumlah lokasi strategis di Ruteng, seperti di Pasar Inpres Ruteng, di Terminal Carep, pertokoan, lampu lalu lintas dekat Taman Kota Ruteng serta di tiga lokasi pengisian bahan bakar, yaitu di Mbaumuku, Carep dan Mena.

Clara Astuti Jaya, Ketua BEM mengatakan mereka tergerak oleh kisah Anok yang mereka baca lewat media.

“Yang menarik perhatian kami, sebelumnya adik Anok ini tidak pernah menempuh pendidikan, namun ia bisa membaca dan menulis. Hal itu tentu sangat luar biasa untuk seorang Anok yang memiliki keterbatasan, namun ia memiliki kemampuan yang sama seperti anak-anak yang sudah duduk di bangku sekolah,” katanya.

“Keinginan adik Anok untuk bersekolah membangkitkan rasa peduli dalam diri kami untuk membantu mewujudkan mimpinya dengan melakukan aksi penggalangan dana,” tambahnya.

Ia berharap aksi mereka akan bisa membantu Anok untuk bisa menjalani pengobatan sehingga bisa sekolah.

Ia menambahkan bahwa hasil aksi solidaritas ini akan diserahkan kepada Anok ketika mereka akan mengunjunginya secara langsung.

“Kami akan mengunjungi Anok dan keluarga dalam waktu dekat,” katanya.

“Dana yang akan kami berikan kepada adik Anok dan keluarga tidak hanya bersumber dari aksi penggalangan dana, tetapi juga dari mahasiswa Unika St. Paulus Ruteng yang sementara kami kumpulkan,” tambah Astuti.

Ia menjelaskan, 25 mahasiswa yang terlibat dalam aksi ini, terdiri dari BEM Unika, BEM Fakultas, dan juga Himpunan Mahasiswa Program Studi dari setiap program studi.

Anok, yang tinggal di Kampung Bangka Arus, Kecamatan Poco Ranaka Timur lumpuh sejak berusia dua tahun.

Menurut ibunya, Theresia Nelsi (41), putranya itu lahir dalam kondisi fisik normal, namun pengalaman jatuh saat masih bayi membuat nasibnya berubah.

Keluarganya sempat membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat, juga Rumah Sakit Santo Rafael Cancar, salah satu rumah sakit swasta ternama milik para biarawati Katolik di Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Rumah sakit itu merujuk Anok untuk dirawat di rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur, namun mereka tidak melakukannya karena keterbatasan ekonomi.

Meski dengan kondisi keterbatasan fisik itu, yang membuat Anok tidak bisa mengenyam pendidikan formal seperti anak-anak lainnya, ia bisa menulis, menggambar dan membaca.

Selain berharap bisa sembuh, Anok mengatakan ingin sekali bisa sekolah.

Berdasarkan laporan dari kontributor, Yohanes C Yarkevbi

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini