Borong, Floresa.co – Akibat cuaca buruk dan tingginya gelombang beberapa hari terakhir di laut Sawu wilayah Borong, Manggarai Timur (Matim), Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), para nelayan terpaksa tidak melaut.
Mereka mengaku, tidak berani menangkap ikan di laut saat cuaca buruk seperti angin kencang dan gelombang tinggi, mengingat laut Sawu sangat berbahaya.
Nyong Imbron, seorang nelayan menyatakan, lantaran cuaca buruk tersebut, mereka menggunakan waktu luangnya untuk memperbaiki jala ikan dan peralatan menangkap ikan lainnya.
“Sekarang cuaca buruk pak. Kami tidak bisa melaut,” tutur Imbron saat berbincang-bincang dengan Floresa.co di seputaran pasar Borong, Rabu (14/1/2015).
Ia mengaku, hingga cuaca dipastikan baik kembali dirinya baru menjalankan rutinitas sebagai nelayan.
Jika sebagian nelayan menggunakan waktu luangnya dengan memperbaiki alat tangkapan ikan, sebagian lainnya berubah profensi menjadi penjual ikan.
Pantauan Floresa.co, lantaran tak bisa melaut hampir sebagian besar perahu nelayan di Borong hanya parkir di bibir pantai.
Akibat para nelayan tidak melaut, pasokan ikan mentah di pasar Borong pun terlihat sangat sedikit. Resikonya, harga ikan mentah langsung melejit.
Para pedangang ikan di pasar itu mengaku beberapa hari terakhir mereka kurang medapatkan pasokan ikan dari nelayan.
Ikan mentah yang biasanya dijual Rp. 25 ribu per-kilogramnya, kini lantaran ikan sedikit mereka menjual dengan harga Rp. 50 ribu per-kilogram.
“Harganya agak meningkat. Kalau tidak gelombang lagi baru bisa turun kembali harga ikannya,” Umi Fatimah salah seorang pedagang ikan di pasar Borong.(ADB/Floresa)