Harga Beras di Manggarai Meningkat, Pedagang Klaim Stok Kian Terbatas

Musim panen belum tiba, sementara stok di pedagang sudah mulai berkurang

Baca Juga

Floresa.co – Harga beras di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mengalami kenaikan, yang menurut para pedagang dipicu oleh kelangkaan pasokan.

Yulianti Ndaung, seorang pedagang beras di Pasar Inpres Ruteng mengatakan kenaikan terjadi “selama satu pekan terakhir.”

Ia mengaku telah sepuluh tahun berdagang di pasar tersebut dan menjual beras jenis IR hingga membramo.

Dalam sepekan terakhir, Yulianti menjual beras jenis IR seharga Rp14.000/kg, naik dari Rp12.000-Rp13.000/kg.

Sedangkan beras membramo dibanderol Rp15.000/kg dari sebelumnya Rp13.000 hingga Rp14.000/kg.

Sebagai pedagang beras yang melek akan fluktuasi harga, Yulianti memperkirakan kenaikan turut dipicu minimnya pasokan beras.

“Barangkali,” kata perempuan 46 tahun itu kepada Floresa pada 20 September, “[harga beras naik] lantaran saat ini belum musim panen padi.”

Kalaupun terdapat petani yang memanen padi di Manggarai, “mungkin produksi beras jenis IR berkurang.”

Perempuan asal Kelurahan Lawir, Kecamatan Langke Rembong itu mengaku kerap membeli beras dari Reo di bagian utara Manggarai.

Ia mengata beras yang ia beli bukan berasal dari lahan pertanian warga Flores, melainkan Makassar, Sulawesi Selatan.

“Kalau [stok] beras yang dihasilkan dari lahan pertanian Manggarai,” katanya, “tak bisa diharapkan untuk mencukupi kebutuhan warga setempat.”

Ferdinandus Jelahut, pedagang lain di Pasar Inpres Ruteng juga mengaku membeli beras asal Makassar.

“Susah dapat beras lokal. Entah dari Lembor [Manggarai Barat] maupun Iteng [Manggarai],” katanya.

Ferdinandus Jelahut, pedagang lain di Pasar Inpres Ruteng. (Foto: Engkos Pahing/Floresa.co)

Lelaki berusia 29 tahun itu mengaku stok beras dagangannya kini tinggal dua ton, yang diperkirakan akan habis dalam waktu 2-3 hari.

Ia mengatakan harga beras kemungkinan masih akan naik terus jika pasokan tak juga bertambah.

Tren kenaikan harga beras dalam sepekan terakhir di Manggarai telah diketahui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] setempat.

Matias Masir, Ketua DPRD Manggarai “mendorong pemerintah daerah untuk membuka ‘pasar murah’ di setiap kecamatan” sebagai langkah yang ia sebut sebagai “antisipasi.”

Operasi ‘pasar murah’ kerap digadang-gadang dapat menahan lonjakan harga sembako, termasuk beras.

Rangkaian ‘pasar murah’ terakhir digelar di Manggarai pada Februari hingga Maret 2023, di tengah-tengah kenaikan harga beras yang rata-rata hingga mencapai Rp15.000/kg dari biasanya Rp12.000/kg.

Tak semua warga dapat membeli beras di ‘pasar murah.’ Lumrahnya pelayanan ‘pasar murah’ dibatasi hanya bagi sejumlah kepala keluarga dalam sehari.

Warga juga harus mampu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga untuk kemudian mendapat nomor antrean. Bobot beras pun dijatah hanya, misalnya, lima kilogram untuk satu kepala keluarga.

Matias mengaku “telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perdagangan Manggarai” yang dijawab “siap menggelar ‘pasar murah.’”

Jika pemerintah daerah “sudah bergerak,” katanya pada 20 September, “Bulog akan bergerak.”

Herybertus G.L. Nabit belum merespons pertanyaan Floresa terkait langkahnya untuk merespons masalah ini. Pesan yang dikirim WhatsApp hanya dibaca.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini