Kades Benteng Wunis, Manggarai Timur, Bantah Terkait Proyek Jaringan Air Bersih yang Disebut Mangkrak

Baca Juga

Floresa – Yosep Hamanto Pratikno, Kepala Desa Benteng Wunis, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur membantah pernyataan warganya yang menyebut proyek jaringan air bersih tahun 2022 di desa itu tidak tuntas dikerjakan.

“Pernyataan itu tidak benar,” katanya kepada Floresa, Kamis pagi, 30 November.

Bantahan Pratikno menyusul pernyataan Thomas Jehamu, warga desa itu yang menyebut proyek tersebut “tidak tuntas” karena air belum dialirkan ke rumah-rumah warga.

Thomas yang juga pemilik lahan di lokasi mata air yang digunakan untuk proyek tersebut mengatakan kepada Floresa pada Senin, 27 November, ia memutuskan untuk menutup sementara aliran air pada pipa yang mengalirkan air dari mata air yang berada di lokasi kebunnya itu, sejak dua minggu lalu.

Thomas mengatakan saat Pemerintah Desa Benteng Wunis meminta untuk menggunakan mata air di kebunnya itu, ia mengizinkannya karena “untuk kepentingan semua masyarakat desa.”

“Perjanjiannya waktu itu, pemilik mata air pasang keran pribadi di rumah. Tapi, sampai sekarang, jangankan untuk keran pribadi, air untuk masyarakat secara umum saja belum sampai di kampung,” katanya.

Sementara seorang warga Benteng Wunis lainnya mengatakan bahwa dalam proyek itu, pemerintah desa tersebut juga menggunakan bak reservoir bekas proyek jaringan air bersih milik Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.

“Mereka hanya bangun bak di mata air. Tidak ada bangun bak baru,” kata sumber yang meminta identitasnya disembunyikan itu.

Pratikno mengatakan, pemasangan instalasi jaringan air ke rumah-rumah warga tidak termasuk dalam anggaran tahun 2022.

“Itu anggaran tahun 2023 yang materialnya sudah ada dan sementara dikerjakan,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini, pihaknya telah melakukan “pembenaman pipa” untuk instalasi meteran air ke rumah-rumah warga.

“Instalasi ke rumah warga tunggu tenaga teknis,” katanya.

Selama ini, kata dia, air sudah mengalir sampai ke pemukiman warga “menggunakan tugu kran sebelumnya” yang dibangun Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur pada 2015.

“Untuk pekerjaan proyek AMB tahun 2022 sudah tuntas,” katanya.

Thomas mengatakan, pagu dana proyek yang dikerjakan tahun lalu itu senilai Rp260 juta.

Biaya tersebut, kata dia, digunakan untuk membiayai sejumlah item seperti pembelian panel solar sel untuk pompa air, pembangunan dua bak kecil di mata air, pembangunan satu bak induk, dan belanja pipa.

“Karena mata airnya berada di lembah dan pemukiman di ketinggian, makanya pakai pompa yang menggunakan tenaga surya,” katanya.

Ia mengatakan, proyek air bersih tersebut dikerjakan bertahap, di mana pada tahun depan akan dilakukan pembelanjaan dan pemasangan meteran air ke rumah-rumah warga.

“Tahun ini hanya untuk pasang jaringan ke rumah-rumah warga. Pagu dananya Rp170 juta,” katanya.

Jika kran air sudah terpasang semua di rumah-rumah warga, kata dia, pemerintah desa  akan “menyerahkan PAM tersebut kepada masyarakat agar dijadikan badan usaha Perusahaan Air Minum Bersih milik desa.”

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini