Floresa.co – Uskup Ruteng, pemimpin umat Katolik di tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak umatnya untuk tidak memilih para kandidat dalam pemilu 2024 berdasarkan pencitraan dan gimik, sembari memberikan pandangan terhadap sejumlah soal serius yang menunjukkan dunia politik Indonesia ‘sedang tidak baik-baik saja.’
Dalam pesan yang disampaikan lewat Surat Gembala Natal 2023 itu, Uskup Siprianus Hormat juga menekankan pentingnya etika dalam berpolitik.
Dalam menentukan pilihan terhadap kandidat, kata dia, hendaknya tidak sekedar berdasarkan “pencitraan dan gimik di media massa dan di depan publik.”
“Tetap harus terbukti dan teruji dalam rekam jejak para calon pemimpin tersebut selama ini,” katanya dalam surat yang salinan diperoleh Floresa, Rabu, 13 Desember.
Ia menjelaskan, pesan tersebut relevan karena saat ini umat kristiani sedang dalam persiapan pemilihan pemimpin negara, pemimpin daerah dan para wakil rakyat.
Ia menyitir pesan dari Konferensi Waligereja Indonesia [KWI] dalam Surat Gembala Natal Tahun ini yang “mengingatkan kita untuk bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan.”
Ia mengatakan umat kristiani perlu “menjunjung tinggi etika politik dan mengutamakan bangsa di atas segala kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok” dan menyebut “politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik bagi umat kristiani.”
Uskup yang juga Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantau KWI ini juga mengajak umatnya yang menyebar di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur untuk “menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara, termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan.”
“Saya mengajak agar kita semua sungguh menggunakan hak pilih yang mengungkapkan kedaulatan dan marwah kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab,” tulis Sipri.
“Mari kita memilih pemimpin yang melayani kesejahteraan umum, memperjuangkan Hak Asasi Manusia dan pelestarian alam serta merawat empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.”
Ia juga mengajak umat untuk tegas menentang “segala bentuk kesewenangan dan rekayasa yang ingin melanggengkan nepotisme, kolusi dan korupsi di negeri ini.”
Meski tidak menjelaskan secara rinci, ia menyebut dunia politik kita sekarang ini ‘tidak sedang baik-baik saja.’
Menyebut Natal sebagai “peristiwa agung tercurahnya cinta Allah yang berlimpah-limpah kepada umat-Nya,” ia meyakinkan bahwa “dalam segala pergumulan hidup [manusia], Allah selalu peduli.”
“Embun surgawi tak henti menyirami bumi yang gersang,” katanya.
Selain memberi pesan yang berkaitan dengan politik, Sipri juga membahas terkait tahun ekonomi berkelanjutan 2023 dan tahun ekologi integral 2024, yang menjadi fokus pastoral keuskupannya.
Menurutnya, selama tahun ekonomi berkelanjutan “kita boleh mengalami damai sejahtera Allah dalam kehidupan umat Keuskupan Ruteng.”
“Aneka program pengembangan dan penguatan ekonomi di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan telah mendorong peningkatan kesejahteraan kehidupan umat,” tulisnya.
“Begitu pula pariwisata super prioritas Labuan Bajo telah mendorong tumbuhnya sektor baru ekonomi di wilayah ini, yakni UMKM yang memanfaatkan potensi-potensi ekonomi lokal di bidang kuliner, seni dan kerajinan,” tambahnya.
Ia menjelaskan, geliat ekonomi kreatif ini selanjutnya telah membuka lapangan kerja baru maupun sumber pendapatan baru bagi umat.
Gerakan tahun ekonomi berkelanjutan, klaim Sipri, telah mendorong semakin terwujudnya ekonomi SAE, merujuk pada sejahtera, adil dan ekologis.
Sementara untuk tahun ekologi 2024, kata dia, tidak hanya menyasar manusia, tetapi juga bagi seluruh ciptaan karena kita “ingin memperjuangkan harmoni universal antara manusia dan makhluk ciptaan.”
Dalam keseluruhan surat ini, Sipri tidak menyebut eksplisit konteks masalah yang menjadi sasaran keprihatinannya, misalnya terkait etika politik, juga alasan di balik klaim bahwa dunia politik tidak sedang baik-baik saja.
Masyarakat Indonesia sudah memasuki masa kampanye pemilu mulai 28 November. Pemilihan akan digelar pada 14-15 Februari 2024.
Isu yang paling menyedot perhatian dalam pencalonan para kandidat presiden dan wakil presiden adalah lolosnya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, lewat perubahan undang-undang pemilu oleh Mahkamah Konstitusi, yang dipimpin Anwar Usman, paman Gibran.
Anwar telah dinyatakan melakukan pelanggaran etik berat dalam kasus ini, yang berujung pada pemberhentiannya dari posisi ketua. Namun, keputusan itu tetap berlaku, yang memuluskan langkah Gibran.
Kasus ini telah memicu kritikan keras dari berbagai pihak terkait pengabaian etika dalam upaya meraih kekuasaan dan praktik permainan hukum yang merendahkan marwah lembaga penting negara, seperti Mahkamah Konstitusi.