Floresa.co – Sebuah gedung sekolah di Kabupaten Manggarai Timur rusak diterjang angin saat kegiatan belajar mengajar sementara berlangsung.
Angin kencang disertai hujan lebat pada 18 Maret pagi merobohkan atap bangunan Sekolah Menengah Pertama [SMP] Negeri 1 Lamba Leda, Kecamatan Lamba Leda Utara itu.
Kepala sekolah itu, Raynoldus Dewanai mengatakan, peserta didik dan guru sangat panik saat terjadinya peristiwa ini.
“Guru-guru mengarahkan murid yang saat itu sedang berada di dalam kelas untuk keluar mencari tempat yang lebih aman,” katanya kepada Floresa pada 18 Maret sore.
Raynoldus mengatakan” tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun salah satu bangunan mengalami kerusakan pada bagian atap.”
Ia mengatakan sekolah langsung melaporkannya ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga [PPO] Kabupaten Manggarai Timur, “berharap agar bisa ditindaklanjuti.”
Kepala Dinas PPO, Winsensius Tala mengatakan kepada Floresa sudah mendapatkan informasi terkait kejadian itu.
Ia berkata timnya mengecek langsung kondisi kerusakan sekolah pada 19 Maret.
Manggarai Timur merupakan salah satu dari beberapa kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT] yang mengalami hujan lebat disertai angin kencang pada 18 Maret.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [ BMKG] melalui Stasiun Meteorologi El Tari Kupang sebelumnya mengeluarkan peringatan dini cuaca di NTT yang berlaku sejak 17 hingga 19 Maret.
Menurut BMKG, hujan lebat disertai angin kencang dipicu oleh Bibit Siklon Tropis 94S yang telah berubah menjadi Siklon Tropis Megan dengan posisi di Teluk Carpentaria, 14.3 LS, 137.7 BT, sekitar 710 kilometer sebelah selatan barat daya Merauke, Papua Selatan.
Siklon Tropis Megan ini diperkirakan bergerak ke arah Selatan – Barat Daya Australia menjauhi wilayah Indonesia sehingga membentuk daerah perlambatan, pertemuan dan belokan angin, kata BMKG.
Kondisi ini disebut mengakibatkan meningkatnya intensitas curah hujan dan angin kencang di beberapa wilayah di NTT.
Selain itu, menurut BMKG, masih aktifnya Gelombang Equatorial Rosby turut menyebabkan wilayah NTT mash berpotensi hujan sedang, lebat hingga ekstrem yang disertai petir dan angin kencang.
Cuaca ekstrem ini disebut menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lainnya, banjir serta longsor.
Laporan kontributor, Gabrin Anggur
Editor: Ryan Dagur