Jembatan Wisata Bakau Rusak, Pemkab Sikka Tak Peduli

Jembatan Wisata Hutan Bakau yang mulai keropos. (Foto: Mario Sina/Floresa)
Jembatan Wisata Hutan Bakau yang mulai keropos. (Foto: Mario Sina/Floresa)

Maumere, Floresa.co – Jembatan bambu sepanjang 400 meter yang terletak di area hutan wisata bakau di Desa Kolisia A, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka mengalami kerusakan pada beberapa titik.

Jika tidak segera diperbaiki, akan berdampak pada kenyamanan dan keselamatan para pengunjung hutan wisata.

Kerusakan ini dipicu oleh usia jembatan yang sudah uzur dan sering dilewati oleh para pengunjung hutan wisata alternatif tersebut.

Resiko jatuh dan terendam lumpur bakau siap dialami pengunjung jika tidak berhati – hati melewati jembatan ini. Kerusakan ini sudah dibiarkan setahun lamanya tanpa perbaikan.

Menurut Perintis Hutan Wisata Bakau, Viktor Emanuel Rayon atau yang lebih dikenal dengan Baba Akong (64), dirinya selalu mengingatkan para pengunjung yang hendak melewati jembatan bambu tersebut untuk berhati – hati.

“Siapa saja yang datang ke sini dan mau melihat hutan bakau pasti saya omong supaya hati–hati, karena jembatan sudah lapuk “ ungkapnya saat ditemui di rumahnya di Dusun Ndete, Desa Kolisia A, Minggu (15/2/2015).

Dirinya mengaku sangat heran dengan Pemkab Sikka, terutama Dinas Pariwisata sebagai instansi terkait yang tidak juga datang melihat dan memperbaiki jembatan yang rusak itu.

“Saat pelantikan Kepala Desa Kolisia A beberapa bulan lalu, saya sudah keluhkan langsung ke Pak Bupati dan beliau janji mau datang lihat sendiri, tapi sampai hari ini tidak pernah datang,“ ujarnya.

Jembatan Hutan Wisata Bakau, ada kerusakan pada beberapa  bagian jembatan. (Foto: Mario Sina/Floresa)
Jembatan Hutan Wisata Bakau, ada kerusakan pada beberapa bagian jembatan. (Foto: Mario Sina/Floresa)

Ia kecewa pada Bupati Ansar Rera yang mendengungkan pariwisata sebagai salah satu basis unggulan program tetapi tidak peduli pada kondisi jembatan wisata yang telah diusahakan secara mandiri oleh dirinya dan warga Kolisia.

“Jujur saja, saya malu kalau pengunjung itu tamu asing atau tamu luar daerah, terus mereka lewat jembatan yang rusak itu. Pasti berbahaya,” akunya.

Jembatan setinggi 1 (satu) meter yang keseluruhan konstruksinya berbahan dasar bambu ini dibangun pada tahun 2012 atas inisiatif Baba Akong, warga Desa Kolisia A bersama LSM Wetlands International.

Jembatan ini dibangun di atas area hutan wisata seluas 30 hektar yang ditanam secara mandiri oleh Baba Akong yang juga pegiat lingkungan.

Jembatan ini memang sengaja dibangun untuk memberi kemudahan bagi para pengunjung yang menikmati aneka jenis bakau di hutan wisata tersebut.

Hutan bakau yang ditanaminya sejak 20 tahun lalu ini kini sudah menjadi tempat wisata alternatif bagi warga Sikka dan juga menjadi pusat penelitian bakau yang ramai dikunjungi baik oleh peneliti dalam maupun luar negeri. (Mario Sina, Kontributor Sikka).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA