NUSANTARAFormappi Sebut DPR Jadi Keranjang Sampah

Formappi Sebut DPR Jadi Keranjang Sampah

Lucius Karus
Lucius Karus

Floresa.co – Menanggapi rilis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang menyebut 242 anggota DPR RI memiliki rekam jejak buruk, Lucius Karus, peneliti senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), menyebut lembaga tersebut sudah jadi mirip “keranjang sampah”.

“DPR sebagai lembaga perwakilan akan sulit berkinerja maksimal dengan jumlah orang bermasalah sebanyak itu. DPR akan menjadi lembaga yang sibuk dengan urusan personal para anggota,” kata Lucius di Jakarta, Rabu (14/10/2014).

Lebih parah lagi, DPR dengan kekuasaan super yang mereka miliki, berpotensial menyalahgunakan wewenang demi membereskan kasus pribadi.

“Saya melihat kecenderungan penyalahgunaan kekuasaan menjadi sangat tinggi ketika 242 anggota bermasalah. Mereka akan memanfaatkan fungsi-fungsi dewan untuk meloloskan diri dari jeratan masalah,” katanya.

Lusius lebih jauh mengatakan, DPR kemudian menjadi seperti “lembaga pemasyarakatan” dimana orang-orang bermasalah disatukan dalam satu tempat.

Dengan potret buram seperti itu, lima tahun ke depan, DPR, kata dia tak akan banyak memberikan optimisme kepada rakyat.

“Fungsi representasi mereka hampir pasti cacat ketika wakil rakyat itu bermasalah. Saya mengusulkan agar 242 nama yang dirilis Kontras disebarkan ke dapil masing-masing. Dengan itu diharapkan agar konstituen sendiri mendesak pencabutan mandat wakil yang mereka pilih saat pemilu,” katanya.

Hanya hukuman dari konstituen, kata dia, yang bisa memberikan efek jera pada anggota DPR yang bermasalah.

“Walaupun mekanismenya tak diatur tegas oleh UU, tapi penolakan dari konstituen akan mendorong langkah nyata dari parpol untuk melakukan pemecatan,” katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, laporan KontraS yang dirilis Selasa kemarin menyebutkan, 242 anggota DPR periode 2014-2019 yang memiliki catatan buruk itu diduga terlibat dalam sejumlah kasus, dari kasus pelanggaran HAM sampai kasus korupsi.

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA