Ruteng, Floresa.co – Seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng harus menunggu 12 jam untuk mendapatkan kamar perawatan. Pihak rumah sakit beralasan semua kamar terisi penuh.
Philipus Nomer (76), nama pasien asal Cancar, Kecamatan Ruteng baru mendapatkan ruang perawatan setelah pihak keluarganya memarahi pihak rumah sakit.
Korbinianus Molmen Nomer, anak Philipus mengatakan kepada Floresa.co, Rabu (7/1/2015) di RSUD Ruteng, ayahnya masuk rumah sakit lantaran mengidap penyakit lambung dan asma.
Mereka masuk Rabu dini hari pukul 00.00 WITA. Pasien pun langsung diperiksa oleh petugas medis yang berjaga.
Setelah mendapat tindakan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Korbi pun memesan kamar perawatan kelas Very Important Person (VIP) untuk ayahnya. Namun, petugas IGD mengatakan kamar sedang terisi penuh.
“Semua ruang di VIP full, termasuk kamar Melati. Kebetulan di VIP tadi ada satu kamar yang pasiennya baru meninggal. Kalau mau tunggu, sampai besok pagi,” demikian kata Korbi meniru petugas IGD.
Atas kesepakatan dengan sang ayah, pihak keluarga memutuskan untuk menunggu. Sang ayah pun terpaksa harus tidur hanya beralaskan kasur kecil dan sangat tipis di ruang IGD.
Selanjutnya, Rabu pagi pukul 06.00 Korbi langsung berkoordinasi dengan pihak VIP dan mendapat informasi bahwa kamar sedang dibersihkan.
Namun, dua jam menunggu kamar VIP yang dipesan itu belum juga selesai disiapkan pihak RSUD. Lantaran belum dipanggil, tepat pukul 08.00, Korbi kembali menghampiri pihak VIP dan mendapatkan jawaban belum dibersihkan juga.
“Bapak tunggu di IGD saja, kami telpon ke sana saja nanti,” ungkap Korbi meniru petugas di kamar VIP.
Ia menambahkan, hingga pukul 12.00, belum juga ada telepon dari petugas VIP. Kata dia, ayahnya sudah mulai menggigil kedinginan dan tidak bisa tidur lantaran suasana di IGD ramai.
Karena kecewa dengan pelayanan petugas yang lamban, Korbi langsung naik pitam dengan menendang sebuah meja.
Melihat ia marah-marah, petugas rumah sakit pun langsung mempersilakan pasien untuk menempati ruang VIP yang sudah dipesan.
Korbi menilai pelayanan di RSUD Ruteng sangat buruk dan menelantarkan pasien.
“Saat orang marah-marah baru menunjukan pelayanan primannya,” katanya.
Menanggapi hal ini, Dokter Dupe Nababan, Direktur RSUD Ruteng menyatakan, masalah yang menimpah keluarga Korbi merupakan masalah biasa dan bukan masalah terkait pelayanan.
“Masalah itu sudah diluruskan. Pelayanan tidak ada yang kurang, hanya soal komunikasi saja,” kilah Nababan saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Ia menambahkan, masuk di RSUD Ruteng khususnya ruangan VIP yang hanya 15 kamar, jika sudah penuh berarti harus siap menempati tempat-tempat lain sesuai arahan petugas rumah sakit. (ADB/Floresa).