ReportasePeristiwaOknum Polisi Minta Bayaran, Irwasda NTT: Masuk Polisi Gratis, Tidak Ada Biaya

Oknum Polisi Minta Bayaran, Irwasda NTT: Masuk Polisi Gratis, Tidak Ada Biaya

perwira-polri

Floresa.co – Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda) Polda NTT Kombes John Efri menyatakan bahwa seleksi masuk anggota polisi tidak dikenakan biaya atau gratis. Ini diungkapkan Kombes John untuk merespons kejadian oknum anggota polisi di lingkungan Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meminta bayaran kepada orangtua calon siswa (casis) Bintara Polri 2015.

“Masuk polisi gratis tidak ada biaya dan apalagi pakai tarif-tarif,” kata Kombes John seperti dilansir Suara Pembaruan, Jumat (10/7/2015).

Adanya oknum polisi yang meminta tarif membuat Kombes John marah. Menurutnya, hal tersebut mencoreng wajah dan kewibawaan institusi Polri.

“Karena itu dilakukan secara terbuka. Kalau berbuat salah dan terbukti, mengapa harus dilindungi, yang jelek dan busuk pada akhirnya ketahuan juga,” katanya.

Menurut Kombes John, Bripka Deky Subagio dan Brigadir Paul Bien, keduanya dari Polres Timor Tengah Selatan (TTS) meminta sejumlah uang kepada orangtua casis yang berasal dari daerah Soe, untuk mengenalkan dengan Bripka Fitria, anggota Polda NTT.

“Masyarakat mau karena yang menerima polisi dan mereka berpikir kalau hal tersebut benar. Fitra tidak kenal dengan orangtua casis karena dia tugas di Polda NTT. Yang kenal dengan orangtua korban itu adalah dua anggota dari Polres TTS,” ujarnya.

Pertemuan dengan orangtua casis, lanjutnya, berlangsung di Kupang, juga pemberian uang. Waktu pemberian uang tidak serempak, ada yang memberi uang sebelum tes dimulai, ada juga pada saat tes. Namun, kedua anggota yang membantu Briptu Fitra mengaku tidak menerima uang.

Menurutnya, meskipun ada kuitansi penerimaan dan uang sudah dikembalikan tapi karena masih dalam proses, maka Briptu Fitra masih tetap menjalankan tugasnya.

“Nanti dalam sidang baru bisa diputuskan dia bersalah atau tidak. Uang yang sudah diterima harus dikembalikan semuanya karena uang itu milik masyarakat,”pungkasnya. (Armand Suparman/ARS/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA