Polres Manggarai: Tidak Benar Gereja di Reok Barat Dirusak Terduga Teroris

Kapolres Manggarai M Ischaq Said
Kapolres Manggarai M Ischaq Said

Ruteng, Floresa.co- Kabar adanya perusakan perlengkapan kapela (gereja) di Kampung Tureng, Desa Nggalak, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh tiga  pemuda yang diduga teroris, Sabtu (29/8) malam dibantah keras oleh pihak Polres Manggarai.

Kapolres Manggarai, AKBP Muhamad Ischaq Said mengatakan, isu-isu terkait adanya perusakan perlengkapan gereja Tureng itu tidak benar adanya.

“Isu-isu yang beredar tidak bertanggung jawab, tolong rekan-rekan media sampaikan ke masyarakat bahwa itu tidak benar,” ujar Kapolres Ischaq saat dihubungi Floresa.co, Senin (31/8/2015) siang.

Seperti dilaporkan Suara Pembaruan (SP) edisi Minggu (30/8), perlengkapan kapela (gereja) di Kampung Tureng, Desa Nggalak, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tengga Timur (NTT) dihancurkan dan diporakporandakan oleh tiga pemuda yang diduga teroris, Sabtu (29/8) malam.

“Tadi malam sekitar jam 10.00 WIB, ada tiga orang pemuda tak dikenal masuk ke Kampung Tureng,masing-masing memikul tas. Mereka berjalan menuju gereja. Tadi pagi, ketika kami mau ibadah patung gereja yakni Patung Tuhan Yesus setinggi tiga meter hancur, ruangan sakristi atau penyimpanan perlengkapan ibadah porak-poranda. Kemungkinan besar dilakukan tiga pemuda yang mengaku tadi malam akan menuju Labuan Bajo (Ibu Kota Manggarai Barat) itu,” kata Stefanus, seorang warga Tureng, kepada SP Minggu (30/8).

Gereja Tureng letaknya sekitar 500 meter dari rumah warga (Kampung Tureng). “Kami tak curiga ketika mereka berjalan menuju gereja maklum malam kan gelap. Ketika kami tanya, mereka jawab, menuju Labuan Bajo,” kata dia.

Anehnya anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Desa Nggalak melarang kejadian itu dilaporkan kepada polisi. “Jangan dibesar-besarkan karena belum tahu siapa yang melakukan,” kata Stefanus menirukan larangan dari anggota Babinsa itu. Stefanus enggan menyebut nama anggota Babinsa itu karena takut.

Dihubungi terpisah, AKP Yuda Wiranegara, Kasat Reskrim Polres Manggarai mengatakan, berdasarkan pemeriksaan pihak Polres Manggarai di Gereja Tureng, Minggu (30/8) kemarin, tidak ada perusakan seperti yang sudah termuat dalam pemberitaan tersebut.

Ia menjelaskan, di Gereja Tureng tersebut terdapat salah seorang penjaga yang saat itu menyuruh anak-anak membersihkan gereja.

Dikatakannya, disaat anak-anak yang disuruh penjaga gereja Tureng membersihkan gereja salibnya jatuh.

“Yang rusaknya itu di tangan sebelah kiri (Patung Yesus Kristus) dan di tulisan INRI. Memang kalau kelihatan dari jauh nggak kelihatan (kerusakannya), tapi kalau kita dekat kelihatan ada kerusakan,” jelas Yuda.

Ia menambahkan, kerusakan yang tampak terlihat pada patung tersebut bukan merupakan kerusakan baru tapi sudah lama.

“Karena begini, itu salib disimpan di tempat Hostia. Hostia itu dibagikan kalau ada Pastor. Pastor itu datang dua minggu sekali,” ujar Yuda.

Dikatakan, saat membersihkan gereja Minggu kemarin baru diketahui bahwa ada kerusakan terjadi pada patung tersebut.

“Cumankan anak-anak itu karena takut dengan penjaga gereja, pada saat salib itu jatuh nggak lapor. Ditaruh di situ saja,” ungkapnya.

Yuda mengatakan Polres Manggarai sudah berkomunikasi dengan pastor paroki setempat yang mengetahui kejadian sebenarnya.

“Jadi ngga benar itu tiga orang rusak gereja. Nggak benar,” lagi Yuda membantah. (Ardy Abba/PTD/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini