BerandaREPORTASEMENDALAMBocah 3,5 Tahun di...

Bocah 3,5 Tahun di Manggarai Timur, NTT Mengaku Dicabuli Mantan Anggota DPRD

Orangtua mengetahui peristiwa ini setelah putri mereka mengeluh sakit di area kelamin. Hasil pemeriksaan dokter mengarah pada kekerasan seksual.

Floresa – Kompleks mes tenaga kesehatan di salah satu kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur sepi pada Kamis pagi, 26 Januari 2023.

Saat itu, hampir semua penghuni mes masuk kerja di Puskesmas yang letaknya di ibukota kecamatan itu.

Maria, bukan nama sebenarnya, yang mendapat tugas malam tengah asyik mengerjakan pekerjaan rumah – mencuci dan memasak -, ketika putrinya meminta izin untuk bermain anak anjing di rumah FH yang bersebelahan dengan tempat tinggal mereka.

Baru 20 menit ditinggal anaknya yang berusia 3,5 tahun itu, hati Maria tidak tenang.

Ia segera meninggalkan pekerjaan di dapur dan memanggil-manggil, sambil mencari anaknya itu.

Awalnya, kata Maria, tak ada yang menyahut. Tetapi, setelah ia memanggil nama putrinya dengan suara yang lebih keras, ibunda FH merespons dan memberitahukan bahwa putrinya sudah pulang.

Maria mengatakan, ia semakin khawatir karena “anak saya sudah pulang, tapi kok tidak kelihatan.”

Setelah beberapa menit mencari, Maria melihat anaknya sedang asyik bermain adonan tanah di sudut depan rumah FH. Anaknya itu terlihat jongkok dengan posisi badan miring.

“Sambil main adonan tanah, dia menggendong anjing kecil,” tutur Maria kepada Floresa.

Ia mengatakan, putrinya itu tidak menyahut ketika dipanggil. Ia sibuk bermain, bahkan sempat menolak saat diajak pulang.

Ibu yang khawatir terhadap anaknya itu pun memilih menggendongnya dan kembali ke tempat tinggal mereka.

Beberapa saat kemudian, kata Maria, ia menemukan beberapa titik cairan dengan bercak menyerupai darah di dapurnya.

Kemudian, ia melihat anaknya sering memegang kemaluannya, seperti hendak pipis.

Maria pun beberapa kali menyuruh putrinya itu ke toilet, tetapi ia mengatakan sedang tidak kebelet.

Maria mengatakan, kecurigaannya memuncak ketika sekitar pukul 15.00 Wita, anaknya kembali memegang kemaluannya dan pipisnya bercampur darah.

Saat itu, putrinya baru selesai mandi dan sedang duduk di depan mes.

Maria panik. Apalagi di mes, kata dia, mereka hanya tinggal berdua karena suaminya, Markus – bukan nama sebenarnya –  bekerja di tempat yang jauh dan tinggal di sana.

Ia pun segera membawa anaknya itu ke rumah dokter yang kebetulan tidak jauh dari mes.

Di rumah dokter, anaknya ketakutan dan tidak segera menceritakan peristiwa yang telah menimpanya.

Maria mengatakan, setelah lama diajak bicara, putrinya itu pun mengaku dicabuli FH saat bermain anak anjing.

Maria mengatakan, tidak menduga FH bakal bertindak tak senonoh pada putrinya karena dia orang terpandang.

FH merupakan mantan anggota DPRD Manggarai Timur periode 2009-2014 dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.

Sementara dokter mengobati putrinya untuk menghentikan pendarahan, Maria segera memberitahukan peristiwa itu kepada suaminya.

Malamnya, suaminya, Markus, tiba di mes untuk menjemput anak dan istrinya.

Keesokan harinya, di bawah guyuran hujan sepanjang perjalanan, Markus dan istrinya membawa anak mereka menggunakan sepeda motor untuk menjalani pemeriksaan lebih spesifik di dokter spesialis di Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai. 

“Dokter yang periksa bilang, ada tanda-tanda kekerasan seksual pada putri kami. Ibunya menangis. Hati saya hancur, tetapi saya berusaha menghibur anak supaya dia tidak trauma,” kata Markus.

Setelah memastikan kondisi anaknya sudah pulih, pada Sabtu, 28 Januari, mereka mendatangi Polres Manggarai Timur, melaporkan peristiwa itu.

“Kami percayakan penanganan kasus ini pada Polres Manggarai Timur. Kami ingin pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya,” ujar Markus.

Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur, Iptu Jeffri Dwi Nugroho membenarkan adanya laporan itu.

Hari itu juga, kata dia,  polisi membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Borong untuk menjalani visum.

“Hasil visum belum keluar. Menurut dokter, ada kemerahan pada alat kelamin korban,” kata Jeffry.

Kini, kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan.

Menurut Jeffry, selain FH, mereka juga sudah memeriksa enam orang saksi.

Dalam keterangannya, kata Jeffry, FH membantah semua pengakuan korban.

Meski demikian, lanjutnya, polisi terus bekerja untuk mengumpulkan alat bukti.

“Jika alat bukti sudah cukup, terduga pelaku akan ditahan,” kata Jeffry.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga