Adven, Pilkada dan Revolusi Mental

Baca Juga

Dia tidak boleh mengedepankan konsep pembangunan hegemonik, lantas menjadikan rakyat hanya sebagai tameng pembangunan tanpa disertai dengan sebuah pertanggungjawaban pembangunan yang benar-benar menghargai eksistensi rakyat.

Tetapi, agar bisa mendapatkan pemimpin seperti ini, semuanya tetap bergantung pada rakyat. Rakyat harus sadar bahwa Pilkada bukan hanya medan afirmasi politik elektoral, tetapi momentum dimana mereka diberi ruang dan otoritas untuk menentukan tokoh yang layak dipercayakan sebagai “pembebas”.

Sekaranglah saatnya bagi rakyat menunjukkan taring, memperlihatkan kapasitas dan wewenang penuh untuk menentukan apa yang akan mereka alami lima tahun mendatang.

Rakyat harus benar-benar menunjukkan bahwa “kedatangan” pemimpin yang akan dipilih secara demokratis itu adalah pemimpin yang benar-benar layak dan pantas dinantikan.

Karenanya, momentum menantikan kedatangan Yesus ini, mesti menjadikan Adven rakyat (umat) sebagai waktu yang tampan untuk mencari, menelusuri jejak rekam dan memilih pemimpin yang tepat.

Adven harus menjadi “ruang” untuk mempertimbangkan secara rasional calon pemimpin yang akan dipilih. Rakyat tidak boleh menjadi pemilih irasional agar pemimpin yang saat ini sedang dinantikan kedatangannya itu benar-benar menjadi pemimpin seperti Kristus, berpihak pada kepentingan orang-orang yang disingkirkan.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini