PerspektifAnalisisAdven, Pilkada dan Revolusi Mental

Adven, Pilkada dan Revolusi Mental

Sinkronisasi berbagai keutamaan ini, pada hemat saya akan menjadikan seorang pemimpin mampu menjalankan perannya sebagai kepala daerah yang tidak hanya menunjukan kemampuan sebagai orang yang memiliki kesanggupan epistemis.

Jika terpilih, dia akan menyadari bahwa dia adalah tokoh yang telah dinanti-nantikan kedatangannya yang tidak hanya menjalankan peran administratif, tetapi juga mesti menampilkan integritas diri.

Dia juga menyadari bahwa dia tidak hanya menjadi pemimpin duniawi, tetapi juga menyadari bahwa dia mengambil bagian dalam tugas yang dipercayakan Tuhan kepada manusia. Tanpa itu semua, maka seorang pemimpin akan pincang.

Saya berharap agar calon pemimpin memaknai Pilkada kali ini dalam kesatuannya dengan masa Adven. Dengan demikian, calon pemimpin tidak akan mereduksi Pilkada sebagai momentum meraih kekuasaaan semata, melainkan dijadikan sebagai saat menjernihkan motivasi agar mampu merestorasi peradaban sosial yang kian degradatif.

Dengan begitu, pemimpin yang saat ini sedang dinantikan kedatangannya itu bukan hanya figur yang akan memenangi Pilkada, tetapi juga mampu “memenangkan” kepentingan rakyat.

Kalau tidak, “kedatangan”-nya tidak layak dinantikan. Lebih dari itu, sia-sialah penantian rakyat.

Penulis adalah rohaniwan dan dosen di Stipas St. Sirilus Ruteng

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA