Borong, Floresa.co – Idris Muhammad Jafar (40) tergeletak kaku tak bernyawa di sebuah hutan bambu Arus di Kampung Tureng, Desa Legurlai, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) pada Jumat, 28 Juli 2016.
Ia ditemukan oleh isterinya, Maksima Veronika Emos (45), kedua anaknya serta dua orang warga kampung Tureng pada pukul 09.00 Wita.
Dua hari sebelumnya, pada Rabu, 27 Juli 2016, sekitar pukul 10.00 Wita, korban bersama istrinya, meninggalkan rumah orang tua isterinya di Kampung Tureng, Desa Legurlai, Kecamatan Elar. Mereka hendak berangkat menuju Kampung Marabola di desa yang sama.
Pada saat itu, karena korban lagi sibuk menerima telepon dari kerabat yang hendak menyewa kendaraan miliknya, akhirnya istri korban berangkat lebih dahulu dengan berjalan kaki.
Korban diketahui berstatus sebagai sopir.
Sesampainya di Marabola, istrinya menunggu hingga sore hari. Tapi, kabar kedatangannya tidak terdengar juga. Ia pun mengira korban telah kembali ke kampung halamannya di Manggarai Barat.
Selanjutnya pada Kamis, 28 Juli sang isteri kembali ke Tureng. Menuju ke sana, ia melewati jalur jalan lain, kemudian menanyakan keberadaan korban kepada orang tua dan saudaranya. Namun tak ada jawaban memuasakan. Mereka tak mengetahui keberadaannya.
Sedikit ada titik terang tentang keberadaannya, ketika Elias Panggal, salah satu saudaranya, mengaku melihat sepeda motor bermerk CS 1 milik korban di tengah hutan di ruas jalan dari Marabola menuju Tureng.
Keberadaan sepeda motornya itu menimbulkan kecurigaan. Akhirnya, pada Jumat, 29 Juli sang isteri melaporkan kejadian tersebut kepada aparat Desa setempat untuk mencari tahu keberadaan korban.
Lalu, sekitar pukul 08.00 Wita, istrinya bersama ketiga anaknya, Wens Benda dan Tus Ratum, dua warga setempat, mencoba mencari di sekitar lokasi motornya ditemukan.
Setelah sekian lama mencari, sekitar pukul 09.00 Wita, dalam kondisi yang mengenaskan, korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di hutan bambu Arus, berjarak kurang lebih 10 meter dari sepeda motor miliknya itu.
Dalam keadaan terlentang, kepalanya berposisi ke arah timur dan kaki ke arah barat. Lalu, tangan kirinya terlihat sedang memegang sebuah pohon kecil. Tubunya pun sudah mulai membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.
Sekitar pukul 18.00 Wita, jenasahnya langsung dievakuasi ke Rumah Sakit dr. Ben Mboi Ruteng untuk divisum.
Istri korban sehari-hari bekerja sebagai bidan di Sange, Desa Kempo, Kecamatan Sanonggoang, Kabupaten Manggarai Barat. (Ronald Tarsan/ARL/Floresa)