Labuan Bajo, Floresa.co – Komunitas Sunspirit, LSM yang berbasis di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), NTT akan menggelar diskusi terkait toleransi di Rumah Kreasi Baku Peduli, Cowang Dereng, Labuan Bajo, Senin 12 November 2018.
Diskusi yang akan dimulai pukul 18.00-20.00 Wita itu digelar untuk mengingatkan masyarakat Manggarai, lebih khusus Labuan Bajo yang majemuk agar lebih memahami isu yang berbau politik identitas atau yang berbasis suku, ras, agama dan antargolongan (SARA).
“Intinya untuk dapat insight kritis agar kita tidak mudah tergoreng isu politik identitas yang memicu retaknya kohesi sosial, terutama untuk konteks kita di Manggarai,” kata Manager Program Riset Sunspirit, Venan Haryanto, Senin, 12 November 2018.
Selain itu, kata Venan, melalui diskusi itu, masyarakat diajak untuk tidak sekedar merayakan perbedaan, tetapi perlu mencari tiitk temu agar terciptanya ruang publik yang mendukung gerakan untuk persatuan Manggarai dan Flores secara umum yang lebih adil dan maju dalam banyak aspek.
“Kita geser refleksinya dari yang bernuansa sangat agamais atau politik identitas, ke narasi yang agak luas seperti ekonomi, politik, nasionalisme, dan lainnya,” pungkas alumnus Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu.
Adapun pembicara dalam diskusi itu yakni Pastor Max Regus, Pr alumnus Tilburg University-Belanda sekaligus Dosen STKIP St. Paulus Ruteng, yang akan membahas tentang radikalisme secara umum dan implikasinya untuk masyarakat Manggarai dan Flores secara umum.
Pembicara lain, Pastor Silvi Mongko, alumnus Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI akan membahas tentang radikalisme dalam pertarungan wacana pertarungan global.
Juga, hadir sebagai pembicara ialah Kasat Intel Polres Mabar sekaligus Pembina Pemuda Lintas Agama (Pelita) Mabar IPTU Cakra Mudra.
Sementara, pesertanya ialah kelompok-kelompok yang berbasis di kota pariwisata itu seperti Saint Egidio, Pelita Mabar, sekolah menengah, dan beberapa lainnya.
ARJ/Floresa