Floresa.co – Yosep Tote, Bupati Manggarai Timur (Matim) – Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu mengatakan, pembelian mobil mewah jenis Pajero Sport untuk Polres Manggarai sudah dibahas dengan Komisi A DPRD Matim. Padahal, anggota Komisi A dan Ketua DPRD Matim periode 2009-2014 membantah hal tersebut.
Tindakan yang dilakukan Tote, dianggap oleh Niko Martin, mantan anggota Komisi A DPRD Matim sebagai bentuk upaya cari aman.
Niko mengatakan kepada Floresa.co, Selasa (16/12/2014, pernyataan Tote sangat tidak masuk akal dan sepertinya mau mengusahakan agar persoalan Mobil Pajero ini secepatnya hilang dari publik.
“Saya mau tanya, apakah Yosep Tote pernah ikut rapat di Komisi A membahas soal Mobil Pajero yang berikan kepada Polres Manggarai?” kata Niko.
“Apa yang dikatakan mantan Ketua DPRD Matim Yohanes Nahas dan Anggota Komisi A DPRD Matim Mensi Anam di media benar, bahwa di Komisi A tidak pernah membahas soal proposal permintaan mobil Pajero dari Polres Manggarai,” lanjutnya.
Menurut Niko, sejak dirinya menjadi anggota Komisi A pada tahun 2013 lalu, mereka tidak pernah membahas proposal dari Polres Manggarai.
Mitra Komisi A yakni Bagian Umum Setda Matim, kata dia, hanya membahas pengadaan mobil Pajero yang akan dipakai oleh tamu-tamu penting yang datang ke daerah.
“Itu penjelasan Kabag Umum, bukan untuk diberikan kepada Pihak Polres Manggarai. Kami rapat dengan Kabag Umum, bukan dengan bupati. Jadi sangat disayangkan pernyataan Bupati Matim bahwa proposal dari Polres Manggarai pernah dibahas di Komisi A,” tambah Niko.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, saat saat rapat paripurna nota pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RABBD) Matim pekan lalu, di hadapan anggota DPRD Matim, Tote mengatakan dengan yakin, bahwa kikomisi A pernah membahas soal pengadaan mobil mewah seharga 400 juta itu.
Hal itu ia sampaikan menjawab pertanyaan dari Tarsisius Syukur, anggota DPRD. Ia menambahkan, saat pembahasan tentang mobil itu, mungkin tidak semua anggota Komisia A mengikuti secara serius.
Namun, bantahan terhadap pernyataan Tote terus mengalir. Ia dianggap tega berbohong, demi menyelamatkan diri dari tudingan gratifikasi terhadap Polres Manggarai, berhubung mobil tersebut diberikan saat Polres sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi 21 miliar dana APBD 2012 yang diduga melibatkan Tote. (Satria/Floresa)