Usai Jadi Sorotan, PDAM Tirta Komodo Minta Maaf dan Sambung Kembali Pipa Pelanggan yang Dipotong

Pimpinan perusahaan daerah itu menyatakan telah memberi teguran keras kepada pegawai yang memotong pipa ke rumah pelanggan yang protes karena air yang sering macet.

Floresa.co – Perusahaan Daerah Air Minum [PDAM] Tirta Komodo Cabang Ibukota Kecamatan (IKK) Cibal di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur memutuskan meminta maaf dan memperbaiki saluran pipa ke rumah satu pelanggannya yang sempat dipotong lantaran mempersoalkan air yang sering macet.

Fransiskus Jehalu, pelanggan di Kampung Pir, Kelurahan Pagal itu mengatakan telah didatangi Aleksander A.M. Rafael, Kepala Cabang IKK Cibal yang meminta maaf terkait tindakan bawahannya.

“Ia sendiri yang kemarin [Senin, 25 September] mendatangi rumah saya menyampaikan permohonan maaf,” kata Fransiskus kepada Floresa pada Selasa, 26 September.

Ia menambahkan, PDAM juga “sudah sambung kembali pipanya dan airnya sudah jalan.”

Langkah PDAM IKK Cibal itu terjadi setelah pada Senin Floresa mempublikasi laporan terkait aksi pemotongan pipa itu di rumah Fransiskus.

Pemicunya adalah aksi Fransiskus yang memprotes masalah air yang sering tidak mengalir, kendati ia lancar membayar iuran.

Fransiskus menyampaikan protes saat mendatangi kantor PDAM IKK Cibal pada Jumat, 23 September.

Di kantor itu ia mengaku menemui seorang perempuan petugas di loket pembayaran dan berkata; “Sebenarnya hak dan kewajiban itu harus imbang. Selama ini air di rumah saya tidak pernah mengalir, [tapi] bayar tagihan jalan terus.”

Fransiskus mengklaim protes itu berdasarkan fakta yang ia alami.

“Selama bulan Agustus lalu, air di rumah tidak pernah jalan. Sampai pertengahan September air juga tidak pernah jalan,” katanya.

Setelah menyampaikan kekesalannya itu, Fransiskus yang bekerja sebagai guru lalu menuju ke SMP Negeri 1 Cibal, tempatnya bertugas.

Saat sementara mengajar di salah satu kelas, katanya, kepala sekolah memanggilnya untuk menghadap untuk menemui dua petugas PDAM.

Ia mengatakan sempat bertanya kepada keduanya terkait alasan mereka menemuinya di sekolah.

Di hadapan kepala sekolah, katanya, dia dituding kedua petugas itu telah mengeluarkan kata kasar kepada kasir mereka.

“Belum sempat saya jawab terkait tuduhan mereka, salah satu petugas yang bernama Risal menyampaikan bahwa [saluran] air di rumah saya dicabut saja. Risal juga mengembalikan uang Rp44 ribu  yang saya bayar di loket sebelumnya,” katanya.

Fransiskus mengatakan, karena merasa malu dengan kepala sekolah, ia terpaksa mengambil uang tersebut, lalu menyampaikan kepada dua petugas itu, “Silahkan cabut, cabut saja. Tidak apa-apa, karena itu tugas kamu.”

Setelah itu, lanjutnya, kedua petugas tersebut langsung bergegas ke rumahnya dan memotong pipa.

Fransiskus Jehalu menunjuk pipa ke rumahnya yang dipotong pihak PDAM setelah ia menyampaikan protes karena air sering macet. (Foto: Engkos Pahing)

Aleksander A.M. Rafael, Kepala Cabang IKK Cibal, membenarkan telah meminta maaf kepada Fransiskus dan menyambung kembali pipa yang dipotong itu.

Ia menjelaskan permintaan maaf tersebut dilakukan setelah pihaknya melakukan pertemuan di PDAM induk di Ruteng pada Senin petang.

“Kami sudah ketemu dengan pelanggan yang bersangkutan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan melakukan penyambungan kembali pipa tersebut,” katanya kepada Floresa pada Selasa.

Ia mengatakan, untuk bawahannya yang memotong pipa pelanggan itu ada peringatan keras agar “tidak boleh melakukan perbuatan seperti itu lagi.”

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

TERKINI

BANYAK DIBACA

BACA JUGA