BerandaREPORTASEPERISTIWASampah Plastik Berserakan di...

Sampah Plastik Berserakan di Borong, Manggarai Timur, Butuh Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Mengatasinya

Banyak tempat sampah yang tidak layak pakai masih diletakkan di beberapa titik di Borong. 

Floresa – Sampah plastik berserakan di Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, fenomena klasik yang belum mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.

Pantauan Floresa, sampah plastik yang didominasi kemasan makanan ringan, gelas dan botol kemasan air mineral dan minuman bersoda, serta plastik-plastik kantong bekas pakai berserakan di pinggir jalan dan got.

Sampah-sampah itu paling banyak ditemukan sisi timur jalan, sekitar 100 meter arah selatan dari rumah jabatan bupati dan wakil bupati Manggarai Timur, di depan Puskesmas Borong, dan di got-got sekitar Puskesmas dan Pasar Borong. 

Sampah depan Puskesmas Borong. (Foto: Rosis Adir/Floresa.co)

Selain itu, sampah plastik juga terlihat berserakan di pinggir jalan dan sekitar sejumlah kantor di Lehong, pusat perkantoran Pemerintah Manggarai Timur. 

Krispin Lois, salah satu warga Borong mengatakan fenomena sampah-sampah plastik itu sudah berlangsung lama, tetapi belum ada perhatian serius, baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat. 

“Borong ini sudah darurat sampah plastik,” katanya kepada Floresa, Selasa, 25 Oktober. 

Ia mengatakan, pemerintah dan masyarakat harus berkolaborasi dalam menangani masalah sampah plastik itu. 

“Bagus kalau ada kegiatan massal setiap bulan untuk kebersihan kota Borong,” katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kornelia, 58 tahun, warga kota Borong lainnya berkata, “pemerintah harus menjadi teladan bagi masyarakat soal kebersihan.”

“Bagaimana masyarakat mau jaga kebersihan, sementara di sekitar kantor pemerintah saja banyak sampah, seperti di Lehong dan di depan Puskesmas Borong itu,” katanya. 

Selain sampah plastik yang berserakan, Floresa juga menemukan sejumlah tempat sampah yang sudah rusak parah di beberapa titik,

Kondisi tempat-tempat sampah dari wadah besi mirip drum itu sudah keropos dan berlubang. Sampah-sampah tampak berceceran di sekitarnya. 

Lois mengatakan, sepengetahuannya, tempat-tempat sampah yang rusak itu diadakan oleh Pemerintah Manggarai Timur sejak Yoseph Tote memimpin kabupaten itu. 

“Tempat sampah ini sudah sekitar 10 tahun. Belum pernah diganti,” katanya. 

Tote bersama Andreas Agas, memimpin Manggarai Timur selama dua periode, 2009-2018. Pada Pemilu 2018, Agas terpilih menjadi bupati. Masa jabatannya akan berakhir tahun ini. 

Sampah-sampah plastik yang berserahkan di pinggir jalan di Borong. (Foto: Rosis Adir/Floresa.co)

Belum Ada Tenaga Kebersihan

Kasmir Dalis Ariyanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Timur beralasan kota Borong kotor karena belum ada petugas kebersihan. 

“Kami di Dinas Lingkungan Hidup hanya ada petugas untuk angkut sampah,” katanya. 

Sejauh ini, kata dia, upaya yang dilakukan pihaknya adalah berkoordinasi dengan camat dan para lurah di Borong agar mengedukasi masyarakat terkait kebersihan lingkungan. 

“Selain itu, kami juga turun langsung melakukan bakti sosial setiap Jumat untuk membersihkan sampah,” katanya. 

“Tetapi, upaya-upaya itu juga rupanya belum berhasil menyadarkan masyarakat tentang kebersihan.”

Ia mengatakan,  sesuai pengamatan pihaknya, produksi sampah plastik terbanyak di Borong terjadi saat ada hajatan-hajatan besar, baik yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintah. 

“Saat ada acara-acara besar begitu mestinya berkoordinasi dengan kami, supaya kami  taruh kotak arm roll sampah di lokasi, sehingga sampah-sampah itu tidak dibuang sembarang,” katanya.

Terkait tempat sampah yang rusak, kata dia, belum ada anggaran dana untuk menggantikannya. 

“Kami edukasi masyarakat supaya sampah diisi ke dalam karung, lalu taruh di depan rumah, supaya petugas kami bisa angkut dan karungnya dikembalikan,” katanya. 

Kasmir mengatakan, untuk memitigasi banjir saat musim hujan yang selama beberapa tahun terakhir menggenangi beberapa pemukiman warga Borong, diduga karena tumpukan sampah di got-got,, Pemerintah Manggarai Timur sudah menyelenggarakan rapat untuk melaksanakan kegiatan pembersihan.

Belajar dari Warga Golo Lada

Berbeda dengan kondisi di beberapa titik di kota Borong, di wilayah RT 012 Golo Lada, Kelurahan Rana Loba, tampak bersih. Jarang terlihat sampah plastik di sisi kiri kanan jalan. 

Yergo Gorman, salah satu warga Golo Lada mengatakan, masyarakat di wilayah itu rutin membersihkan lingkungan dua kali dalam sebulan. 

“Kami sudah punya jadwal untuk bersih lingkungan,” katanya.

Warga Golo Lada membersihkan lingkungan dua kali dalam sebulan (Foto: Yergo Gorman)

Kegiatan itu, kata dia, digagas oleh warga dan dikukuhkan dalam kesepakatan bersama di tingkat Rukun Tetangga.

“Kalau Borong mau terlihat bersih, pilihan alternatifnya ‘gerakan berbasis kompleks,” katanya.

“Warga kompleks di tingkat RT/RW mesti punya daya peka dengan lingkungan. Warga harus lebih progresif dari Pemda,” katanya. 

Sementara di level pemerintah, kata dia, harus punya konsep yang inovatif dalam mendorong masyarakat untuk sadar kebersihan. 

“Coba Pemda itu galakkan narasi ‘Borong Kota Bersih’, lalu diikuti dengan program nyata. Narasi ini mesti masif sampai bisa punya daya menggerakkan warga,” katanya. 

“Yang terjadi, Pemda tidak punya inovasi. Warganya cenderung diam atau tidak peduli.”

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga