Mogok Bayar Tagihan, Protes Puluhan Warga terhadap PDAM Tirta Komodo yang Diduga Istimewakan Tujuh Pelanggan 

Ada yang mogok bayar tagihan selama delapan bulan. Salah satu pelanggan yang diduga mendapat perlakukan istimewa adalah kepala desa

Baca Juga

Floresa.co – Puluhan warga di tiga desa di Kecamatan War Ri’i, Kabupaten Manggarai memutuskan tak membayar iuran air bersih, bentuk protes terhadap Perusahaan Daerah Air minum [PDAM] Tirta Komodo.

Beberapa di antaranya mogok bayar sejak delapan bulan lalu.

Protes warga Desa Bangka Jong, Desa Longko dan Desa Wae Ri’i itu menyusul dugaan PDAM Tirta Komodo mengistimewakan tujuh pelanggan di Kampung Pinggang, Desa Wae Ri’i.

Gregorius Amal, pelanggan PDAM Tirta Komodo di Kampung Wade, Desa Wae Ri’i mengaku ia bersama 45 orang lainnya mogok bayar karena “merasa kecewa dengan PDAM yang tidak adil dan tebang pilih.”

Menurut Gregorius, “selama ini ada tujuh pelanggan yang sambung langsung dari pipa tanpa meteran dan dibiarkan oleh PDAM.”

Seorang pelanggan lain yang tak ingin disebutkan namanya menyatakan salah satu dari tujuh orang yang mendapat perlakuan istimewa tersebut adalah Kepala Desa Wae Ri’i, Kristian Apul. 

Ia menilai kebijakan tersebut sebagai “bentuk permainan PDAM yang sudah berlangsung lama.”

Dihubungi Floresa, Kamis, 23 November, Wilibrodus Homan, Kepala Unit Pelayanan wilayah itu mengklaim tuduhan tersebut tidak benar. 

“Tidak ada perlakuan khusus,” katanya.

Ia juga memberi penjelasan tentang tujuh pelanggan yang disebut diistimewakan itu.

PDAM, kata Wilibrodus sempat melakukan penutupan sementara akses air ke rumah mereka pada 2021.

Pemicunya, “karena mereka tidak bayar tunggakan pembayaran.”

Namun, usai penutupan itu, katanya, “tujuh pelanggan tersebut mengambil air langsung dari pipa PDAM, tanpa meteran.”

Tunggakan tujuh orang tersebut pada 2021, jelasnya, “masih ada, bahkan ada yang menunggak Rp824.000.”

Ia mengklaim polisi “sudah pernah menertibkan ketujuh orang itu, tetapi mereka pasang lagi.”

Terhadap pelanggan yang melakukan aksi mogok bayar, Wilibrodus mengatakan telah mengambil tindakan.

Ia menjelaskan telah “menutup sementara akses air bagi 43  dari 46 pelanggan yang melakukan aksi mogok bayar.”

“Ada yang menunggak hingga delapan bulan, bahkan lebih,” katanya.

Sementara itu Kepala Desa Wae Ri’i, Kristian Apul  memilih tidak merespon Floresa saat dimintai keterangannya terkait dugaan mendapat perlakuan khusus dari PDAM.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini