Deklarasi Ikut Pilkada Manggarai, Maksi-Ronald Soroti Kegagalan H2N Atasi Krisis Air dan Urus PT MMI

“Kami akan menunjukkan cara urus Manggarai yang benar,” kata Maksi

Floresa.co – Bakal calon bupati dan wakil bupati Manggarai, Maksimus Ngkeros dan Marianus Ronald Susilo mengklaim akan bertarung dalam pilkada tahun ini karena ingin memperbaiki sejumlah persoalan yang gagal jadi atensi H2N.

Dalam acara deklarasi yang dihadiri para pendukung, keduanya menyorot dua soal krusial – krisis air minum dan kesalahan tata kelola Badan Usaha Milik Daerah, PT Manggarai Multi Investasi [PT MMI] selama era kepemimpinan H2N, sebutan untuk Bupati Herybertus GL Nabit dan wakilnya, Heribertus Ngabut.

Maksi berkata saat sesi tanya jawab dengan wartawan usai deklarasi pada 27 Juli itu, ia dan Ronald mengusung tema ‘perubahan dan perbaikan’ menuju Manggarai “yang lebih baik dan memperbaiki semua sistem yang salah dalam tata kelola pemerintahan.”

“Kepada rakyat, kami akan menunjukkan cara urus Manggarai yang benar,” kata Maksi.

Menjawab pertanyaan Floresa soal masalah konkret yang jadi sorotannya, Maksi menyebut krisis air di Ruteng dan wilayah lain di Manggarai yang sering dikeluhkan warga serta perkara piutang PT MMI.

Ketersediaan dan akses air, katanya,  merupakan persoalan serius yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah.

Ia mengkritik H2N yang “ketimbang mencari solusi atas persoalan air,” “malah mengutamakan pembangunan Natas Labar,” ruang publik di Lapangan Motang Rua, jantung kota Ruteng.

“Natas Labar Motang Rua itu bukan pelayanan wajib dasar. Yang pelayanan wajib dasar itu adalah air minum,” katanya.

Ia berkata, bersama Ronald akan mengatasi krisis air dengan mencari alternatif sumber air baku untuk Perusahaan Umum Daerah Tirta Komodo..

Ia berkata, perusahaan yang mengurus air ini tidak hanya akan mengandalkan air baku dari sejumlah mata air di sekitar Ruteng, tetapi dengan membangun embung.

Maksi juga menyoroti pengelolaan PT MMI yang kini sedang bermasalah karena piutang macet senilai hampir Rp7 miliar. 

Pejabat perusahaan dan kontraktor lokal menjadi bagian dari 107 debitur yang tak membayar kewajibannya.

Maksi mengaku “prihatin” sehingga perlu ada perbaikan model bisnis PT MMI. 

Ia menyebut selama ini perusahaan itu menjadi seperti kompetitor pelaku usaha swasta di Manggarai, alih-alih “sebagai lokomotif perusahaan swasta.”

Maksi juga menyebut PT MMI harus berorientasi pada pelindungan usaha mikro, termasuk kelompok tani dan nelayan, tidak lagi hanya fokus meminjamkan dana kepada debitur.

“Kalau saya jadi bupati, tidak ada lagi yang datang pinjam uang,” katanya.

Piutang macet perusahaan itu, kata Maks, “tak tertagih karena tak adanya ketegasan dari bupati sebagai perwakilan pemerintah daerah dan pemegang saham pengendali perusahaan.”

Dihadiri Mantan Bupati

Deklarasi yang berlangsung di kediaman Maksi di Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong dihadiri Bupati Manggarai periode 2000-2005, Antony Bagul Dagur dan Wakil Bupati Manggarai periode 2016-2021, Viktor Madur.

Pengurus Partai Demokrat dan Partai Perindo wilayah Manggarai juga hadir.

Maksi merupakan mantan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. 

Di Manggarai Timur yang merupakan pemekaran dari Manggarai pada 2007, ia antara lain pernah menjadi Kepala Dinas Pertambangan serta Kepala Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.

Ia sebelumnya mendeklarasikan diri maju dalam Pilkada Manggarai 2015,  menggandeng Stefanus Pelor, seorang pengacara dan pengusaha asal Kecamatan Ruteng. Namun, keduanya tak mendapatkan dukungan partai politik.

Sementara Ronald Susilo adalah seorang dokter, pemilik klinik dan Apotek Wae Laku di Ruteng.

Ronald juga dikenal terlibat dalam gerakan sosial membantu pengobatan dan pemulihan penyandang gangguan jiwa dan pegiat literasi di Ruteng.

Belum Ada Dukungan Pasti dari Partai

Sebagaimana bakal calon bupati dan wakil bupati lainnya, keduanya belum mendapat kepastian dukungan partai politik.

Meski demikian, deklarasi ini, kata Maksi, merupakan “peristiwa penting untuk mengumumkan kepada masyarakat Manggarai” bahwa mereka maju sebagai satu paket pada pilkada November mendatang.

“Hari ini hanya deklarasi paket, bukan deklarasi koalisi, kendati ada beberapa pengurus partai yang turut hadir,” katanya.

“Kami belum bisa mengumumkan partai pengusung sebelum ada Surat Keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat Partai,” tambahnya.

Maksi merupakan anggota Partai Demokrat, dan memberi sinyal mendapat dukungan dari partai itu, sembari mencari dukungan satu partai lagi.

“Semoga dengan deklarasi ini, ada partai lain yang siap merapat dan mendukung,” katanya.

Kehadiran pengurus Perindo Manggarai dalam acara deklarasi itu memberi sinyal dukungan dari partai itu. 

Koalisi Demokrat dan Perindo yang masing-masing memiliki lima dan tiga kursi di DPRD Manggarai hasil pemilihan legislatif 2024 cukup mengusung calon bupati dan wakil bupati.

Ronald berkata, “tugas saya sekarang adalah bawa satu partai lagi ke Pak Maksi agar bisa mencapai persyaratan minimal tujuh kursi.”

Selain Maksi-Ronald, sejumlah pasangan juga telah menyatakan akan maju dalam Pilkada Manggarai. 

H2N sudah menyatakan berpisah. Nabit menyatakan berpasangan dengan Fabianus Abu, sementara Ngabut dengan Karolus Mance. Pasangan lainnya adalah Yohanes Halut dan Thomas Dohu.

Laporan kontributor Berto Davids di Ruteng

Editor: Petrus Dabu

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel Whatsapp dengan klik di sini.

spot_img

BACA JUGA

BANYAK DIBACA