Pria di Manggarai Timur Meninggal karena Bunuh Diri, Terjadi Tren Peningkatan Kasus Serupa di NTT

Kabupaten itu mencatat 13 kasus tahun lalu dengan tren terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya

Floresa.co – Seorang pria di Kabupaten Manggarai Timur ditemukan meninggal di belakang rumah karena bunuh diri.

Hal ini terjadi di tengah tren peningkatan jumlah kasus bunuh di kabupaten itu dan di NTT dalam beberapa tahun terakhir.

Berbicara kepada Floresa pada 22 Agustus, Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur, Iptu Ahmad Zacky Sodri berkata, jenazah warga Kecamatan Kota Komba Utara itu ditemukan pada 21 Agustus.

Polisi telah mengolah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan dari tiga orang saksi. Ketiganya adalah orang tua pria itu dan seorang tetangga.   

Zacky berkata, kasus ini terungkap setelah ibu pria itu mencarinya pada 21 Agustus sekitar pukul 15.00 Wita karena sejak malam sebelumnya ia meninggalkan rumah tanpa pemberitahuan.

Satu jam kemudian ayahnya menemukan pria berusia 25 tahun itu bunuh diri di belakang rumah mereka.

Keluarganya langsung menghubungi polisi dan kepala desa. Zacky bersama tiga anggotanya serta seorang anggota Satuan Intelkam mendatangi lokasi pada pukul 17.00 Wita.

Bersama tim medis dari puskesmas terdekat, mereka langsung mengolah TKP dan memeriksa fisik korban.

“Di TKP tidak ditemukan benda atau barang yang dicurigai mengarah pada tindak pidana,” kata Zacky.

Hasil pemeriksaan oleh dokter dan petugas medis dari puskesmas juga menunjukkan “tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” tambahnya.

Karena itu, Polres Manggarai Timur menyimpulkan pria itu bunuh diri.

Ini merupakan kasus bunuh diri yang kedua di Manggarai Timur pada tahun ini.

Pada 2 Juni, seorang pelajar di salah satu SMA di Borong — ibu kota Manggarai Timur — juga ditemukan bunuh diri di belakang sekolahnya. 

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Manggarai Timur mencatat 13 kasus bunuh diri pada tahun lalu. Angka itu menempatkan kabupaten tersebut di urutan tujuh dari 22 kabupaten.

Secara keseluruhan, NTT mencatat total 226 kasus tahun lalu, dengan jumlah terbanyak di Sumba Barat Daya (29 kasus) dan Sumba Timur (23 kasus). Jumlah ini meningkat drastis dari 145 kasus pada 2021 dan 158 kasus pada 2018.

Untuk Manggarai Timur, terjadi tren peningkatan dari 7 kasus pada 2018 dan 11 kasus pada 2021.

Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI (Bareskrim Polri) menunjukkan angka kasus bunuh diri terus meningkat setiap tahun, bahkan bertambah hingga 60% dalam lima tahun terakhir.

Pada tahun 2020 tercatat lebih dari 640 kasus bunuh diri yang ditangani Polri, meningkat menjadi 629 kasus pada 2021, 887 kasus pada 2022 dan 1.288 kasus pada 2023. Sepanjang Januari-Oktober 2024, angka kasus bunuh diri telah menyentuh angka 1.023 kasus.

Bunuh diri terkait dengan isu kesehatan mental seperti depresi. Temuan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun dibandingkan kelompok usia lain. 

SKI 2023 juga menemukan bahwa 61 persen anak muda yang depresi memiliki pikiran 36 kali lebih besar untuk mengakhiri hidupnya. 

Data yang dihimpun dari Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization, WHO) menyebutkan bahwa 720 ribu jiwa meninggal karena bunuh diri setiap tahun, menempatkannya sebagai salah satu penyebab kematian paling tinggi di dunia. Mayoritas terjadi pada remaja hingga rentang usia dari 15-29 tahun.

Dalam tema tiga tahunan Hari Pencegahan Bunuh Diri, WHO menetapkan tema “Mengubah Narasi Bunuh Diri” (Changing the Narrative on Suicide) untuk 2024-2026, dengan seruan “Mulailah Percakapan” (Start the Conversation).  

Tema ini menunjukkan pentingnya masyarakat mengenali indikasi keinginan bunuh diri pada seseorang, terutama anggota keluarga terdekat, dengan mencoba merangkul, memahami dan menjauhkan stigma. 

Editor: Ryan Dagur

Apabila Anda saat ini merasa memiliki keinginan bunuh diri, datangkah profesional kesehatan mental (dokter ahli jiwa dan/atau psikolog). Anda juga bisa meminta bantuan pada Kelompok Kasih Insanissehatan mental melalui laman Pencegahan Bunuh Diri Into The Light Indonesia (klik di sini). Anda juga bisa meminta bantuan pada Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa NTT via Pater Avent Saur, SVD (085238960323).

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA