Perjalanan Dinas 25 DPRD Flotim ke Jakarta Telan 300 Juta Dana APBD

Kantor DPRD Flores Timur (Foto: Ist)
Kantor DPRD Flores Timur (Foto: Ist)

Floresa.co – Menjelang berakhirnya masa jabatan, 25 dari 30 anggota DPRD Flores Timur periode 2009-2014 ramai-ramai melakukan perjalanan dinas ke Jakarta.

Perjalanan ini menghabiskan uang APBD 2014 sekitar Rp 300 juta lebih. Selain anggota dewan, rombongan besar pejabat Flores Timur juga diisi oleh Sekda Flotim, Anton Tonce Matutina, Asisten I Setda Flotim, Abdul Razak Djakra, Kabag Pemerintahan serta Kabag Humas, dan Kasubag Protokol.

“Saya, Nani (Yoseph Sani Betan), Anton Bulet (Rebon), Gafar (Ismail) dan Anton Hadjon yang tidak pergi,” terang anggota DPRD Flores Timur, Matias Werang Enay, Senin (30/6) lalu sebagaimana dilansir Timor Express.

Menurut ketua Partai Gerindra itu, ia batal ikut karena sedang konsentrasi mengurusi pemenangan capres yang diusung Partai Gerindra.

Ia menyebutkan, tujuan keberangkatan rombongan adalah menemui Komisi II DPR RI terkait rencana pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Adonara. “Kalau saya tidak sibuk urus pilpres pasti saya juga ikut,” katanya.

Meski menelan banyak anggaran daerah, Matias menampik jika 25 temannya itu memboros-boroskan uang daerah yang tergolong miskin itu. Ia menyebutkan, agenda yang dilakukan di Jakarta adalah memperjuangkan kepentingan masyarakat.

“Masyarakat menginginkan DOB. Kita pergi untuk memperjuangkan itu. Uang kan sudah disiapkan negara, kita gunakan. Jadi anggapan publik kalau kita menghamburkan keuangan daerah itu keliru,” bantahnya.

Keberangkatan dalam jumlah besar itu, menurut Matias untuk menunjukkan kepada Pemerintah Pusat bahwa DOB Adonara adalah keinginan bersama semua kelompok masyarakat Flores Timur dan Adonara.

“Kita lakukan lobi ke fraksi kita masing-masing di DPR RI untuk kawal perjuangan masyarakat. Kalau memang tidak bisa jadi DOB dijelaskan biar kita tutup buku Adonara kabupaten itu,” katanya.

Salah seorang warga Larantuka, Ferdi Making menyesalkan sikap anggota DPRD tersebut. Menurutnya, perjalanan ke Jakarta di akhir masa kerja menunjukkan anggota dewan memanfaatkan setiap kesempatan untuk memuaskan keinginan pribadi.

“Perjuangkan DOB itu hanya tameng saja. Dasarnya mereka mau senang-senang ke sana (Jakarta, red). Mumpung masih ada waktu mereka mau habiskan uang daerah. Ini karena mentalnya korup,” katanya.

 

spot_img

Artikel Terkini