Foresa.co – Warga yang umumnya berasal dari Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) – Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) merayakan acara tahun baru di Pantai Pede, hari ini, Kamis (1/1/2015).
Informasi yang dihimpun Floresa.co, banyak keluarga datang ke pantai yang sedang jadi polemik itu, yang dipicu terkait langkah Pemerintah Povinsi NTT menyerahkan pengelolaannya ke sebuah investor swasta.
“Dari sudut ke sudut area Pede sudah tidak ada tempat kosong untuk lesehan lagi, hingga beberapa ibu histeris mencari anaknya yang susah dikendalikan di tengah lautan masa”, kata Ferry Adu, warga Labuan Bajo kepada Floresa.co, Kamis siang.
Ia menambahkan, warga yang mendatangi Pede dari berbagai golongan.
“Terlihat warga kelas bawah hingga pejabat Mabar berada di Pantai Pede,” ujarnya.
Pantai Pede, satu-satunya ruang publik yang tersisa di Labuan Bajo, selalu menjadi tempat rekreasi bagi warga, tidak hanya saat momen spesial, seperti tahun baru, tetapi juga pada hari biasa, di mana di tempat ini selalu ada warga, terutama anak-anak yang bermain.
Meski pantai ini sangat penting bagi warga di Labuan Bajo, namun Gubernur NTT Frans Lebu Raya sudah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait penyerahan pengelolaan Pede kepada PT Sarana Investama Manggabar, milik Setya Novanto, Ketua DPR RI.
Langkah Lebu Raya terus mendapat perlawanan dari warga. Pada bulan ini, rencananya tim dari Provinsi akan mendatangai Mabar untuk sosialisasi terkait MoU itu.
Menanggapi langkah pihak provinsi ini yang bakal mengeksklusi warga dari Pede, Ferry Adu mengatakan, sampai kapan pun rakyat tetap menolak.
“Sikap rakyat Mabar sudah jelas; menolak dan akan mempertahankan secara bersama-sama lokasi Pede, agar tak ada aktivitas pribadi yg membatasi ruang publik”, tegasnya. (ARL/Floresa)