Badai itulah yang menghancurkan semangat sosial seluruh kehidupan dan tatanan social.
Hantaman spirit individualisme itu telah mencetak orang-orang Manggarai menjadi pribadi individualis yang buta akan nilai sosial dalam hidup harian.
Akibatnya, nilai-nilai dalam kehidupan sosial menjadi kendur dan perlahan hilang.
Bangkitnya semangat individualisme membawa pengaruh yang mematikan bagi perkembangan kebudayaan masyarakat Manggarai.
Hal itu kelihatan secara jelas dalam cara dan kode etik masyarakat Manggarai, termasuk dalam adat cacat mbolot.
Dahulu, ketika nilai adiluhung ‘bantang cama reje leleng’ atau musyawarah mufakat di Mbaru Gendang menjiwai seluruh proses penyelesaian masalah, maka prosesnya berlangusng aman, gampang dan tidak memakan waktu yang lama.
Selain itu, suasana kekeluargaan sangat tampak, di mana pihak yang saling bertikai dapat duduk satu meja.
Kini, situasinya berubah. Peran Mbaru Gendang untuk mengumpulkan mereka yang saling bertikai telah kehilangan daya ampuhnya.
Saat ini masyarakat kita lebih mengedepankan logika hokum. Akibatnya, sistem ‘bantang cama reje leleng’ dalam proses caca mbolot tidak memiliki daya tarik, sebab yang bertikai tidak akan pernah bisa duduk berdampingan.