PerspektifAnalisis“Mbaru Gendang” dan Pelestarian Budaya Manggarai

“Mbaru Gendang” dan Pelestarian Budaya Manggarai

Badai itulah yang menghancurkan semangat sosial seluruh kehidupan dan tatanan social.

Hantaman spirit individualisme itu telah mencetak orang-orang Manggarai menjadi pribadi individualis yang buta akan nilai sosial dalam hidup harian.

Akibatnya, nilai-nilai dalam kehidupan sosial menjadi kendur dan perlahan hilang.

Bangkitnya semangat individualisme membawa pengaruh yang mematikan bagi perkembangan kebudayaan masyarakat Manggarai.

Hal itu kelihatan secara jelas dalam cara dan kode etik masyarakat Manggarai, termasuk dalam adat cacat mbolot.

Dahulu, ketika nilai adiluhung ‘bantang cama reje leleng’ atau musyawarah mufakat di Mbaru Gendang menjiwai seluruh proses penyelesaian masalah, maka prosesnya berlangusng aman, gampang dan tidak memakan waktu yang lama.

Selain itu, suasana kekeluargaan sangat tampak, di mana pihak yang saling bertikai dapat duduk satu meja.

Kini, situasinya berubah. Peran Mbaru Gendang untuk mengumpulkan mereka yang saling bertikai telah kehilangan daya ampuhnya.

Saat ini masyarakat kita lebih mengedepankan logika hokum. Akibatnya, sistem ‘bantang cama reje leleng’ dalam proses caca mbolot tidak memiliki daya tarik, sebab yang bertikai tidak akan pernah bisa duduk berdampingan.

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA