Menanti Kinerja Gusti-Maria

Baca Juga

Jadi, Horkheimer mengakui bahwa subjeklah yang mempengaruhi objek, sehingga karena manusia adalah pribadi yang otonom maka jangan pernah direduksi oleh pribadi lainnya.

Ia harus menggunakan akal budinya untuk lebih kritis, berbeda dengan Immanuel Kant yang menyebutkan akal budi adalah alat untuk menguasai yang lainnya.

Horkheimer mengakui kemajuan karena dia memang lahir tidak seperti di eranya Marx, tetapi dia berharap kemajuan harus dikendalikan oleh subjek.

Terlepas dari berbagai kelemahan paradigma yang dibangun Horkheimer, inti dari karyanya tidak lain yakni soal bagaiamana pemimpin mengemban kekuasaan yang dimilikinya.

Kembali ke Mabar, pada periode sebelumnya Gusti Dula mungkin membangun Mabar dengan target investasi dengan perhitungan agar kembali menang di Pilkada berikutnya tahun ini, maka sekarang, ia tidak punya target lagi.

Jika pada tahun lalu di samping sebagai bupati, Gusti juga adalah politisi karena harus membangun pencitraan demi terpilih lagi maka kali ini dia adalah bupati yang tugasnya hanya mengabdi kepada nusa dan bangsa.

Beda halnya dengan Kamelus Deno di Manggarai yang masih punya jatah untuk bertarung lagi pada 2020.

Jadi, sekarang semuanya kembali ke Gusti, hendak memilih yang mana, apakah untuk pengabdian ataukah karena tidak punya target lagi maka semaunya saja –misalnya dengan mengutamakan orang-orang terdekatnya yang selama kampanye memberikan andil terhadap kemenangannya, seperti pemodal, kontraktor dan sebagainya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini