Floresa.co – Tunas, nama buletin terbitan SMP Seminari Pius XII Kisol (Sanpio) menjadi satu-satunya media publikasi remaja dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masuk dalam 50 buletin terpilih dan berhak menjadi finalis dalam lomba karya jurnalisme remaja tingkat nasional.
Para pengurus Tunas yang diundang oleh Kementerian Pendidikan untuk mengikuti rangkaian acara perlombaan sudah tiba di Yogyakarta, Selasa kemarin (18/11/2014) sekitar pukul 18.10 WIB. Mereka antara lain pemimpin redaksi Agustinus Jaksu, bagian design Nikodemus Sugiyandi Adas serta tata letak Paskalis Gratias Domini. Ketiganya didampingi oleh frater TOP, Fr Johnny Dohut OFM.
Mereka akan mengikuti kegiatan di hotel Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mulai hari ini, Rabu (19/11/2014), hingga Minggu (24/11/2014) mendatang.
Pantauan Floresa.co, ketika tiga pengurus tunas dan Fr Johnny tiba di Bandara Adisucipto Yogyakarta, mereka disambut oleh perwakilan alumni Sanpio, Xpio Yogyakarta.
“Penyambutan ini merupakan bentuk dukungan kami kepada adik-adik awak Tunas yang telah mencetak sejarah baru dan tentunya kami sebagai alumni merasa bangga akan pencapaian ini,” ungkap Kar Beda, alumni Sanpio tahun 2008.
Saat ditemui di Biara OFM Bonavantura Papringan, Frater Johnny menjelaskan, kehadiran pengurus Tunas dalam rangka usaha pengembangan bakat menulis para siswa.
Frater lulusan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta ini menambahkan, pengurus Tunas akan diberi pelatihan sesuai dengan tugas mereka masing-masing.
“Dan, yang lebih pentingnya lagi kru Tunas ini akan mempresentasikan hasil karya Tunas di depan dewan juri”, katanya.
Ia menambahkan, “Oleh karena itu kami meminta kehadiran dari segenap alumni Sanpio yang ada di Yogyakarta untuk memberi dukungan kepada awak Tunas ini agar dapat memberi yang terbaik.”
Romo Ardus Tanis Pr, Prefek SMP Sanpio mengatakan kepada Floresa.co, Tunas awalnya berbentuk majalah dinding.
“Namun dalam perkembangannya dibuat dalam bentuk buletin,” jelasnya.
Karya jurnalistik yang pertama kali dirintis para siswa angkatan tahun 1970-an ini menjadi media informasi dan komunikasi antara para siswa, guru dan orang tua.
Saat ini, Tunas terbit lima atau enam kali dalam satu semester. Tema yang diusung selalu kontekstual, sesuai peristiwa nasional.
“Ada pula edisi khusus, misalnya saat pesta ulang tahun seminari atau ada kegiatan penting lain yang dilakukan para siswa”, kata Romo Ardus, yang juga pendampung minat dan bakat siswa. (Evan Lahur, Yogyakarta)