Floresa Ikut Teken Komitmen Terapkan Indikator Berita yang Layak Dipercaya

Terdiri dari 11 poin, indikator-indikator ini berupaya mendorong media menghasilkan berita-berita yang kredibel dan mengutamakan kepentingan publik, tidak sekedar mengejar jumlah pembaca.

Baca Juga

Floresa.co – Floresa menjadi salah satu dari 29 media anggota Asosiasi Media Siber Indonesia [AMSI] yang menandatangani komitmen untuk menerapkan sebelas indikator berita yang layak dipercaya atau trustworthy news indicators.

Penandatanganan berlangsung di Hotel Ashley Menteng, Jakarta pada Kamis, 6 Juli 2023 usai acara diskusi terfokus yang melibatkan jajaran pimpinan AMSI, perwakilan Dewan Pers dan pengamat media.

Floresa, yang bergabung ke dalam anggota AMSI wilayah NTT, diwakili oleh Jefry Dain, salah satu jurnalisnya yang berbasis di Labuan Bajo.

Beberapa dari kesebelas indikator itu adalah patuh terhadap kode etik jurnalistik dan pedoman media siber; mengutamakan kerja jurnalistik untuk kepentingan umum;  bekerja secara objektif; memenuhi standar perusahaan pers; menghargai keberagaman; dan membuat editorial yang melindungi anak-anak dan perempuan korban kekerasan.

Wenseslaus Manggut, Ketua Umum AMSI mengatakan, indikator-indikator ini mengingatkan pentingnya media siber mengantisipasi tantangan yang makin berat, terutama dengan masuknya teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) dalam industri pers.

“Saat ini kalau diukur, kira-kira akurasi teknologi AI for news untuk membantu produksi berita atau konten sampai 90%. Ke depan akan semakin akurat,” katanya.

Ia menambahkan, indikator-indikator yang diluncurkan AMSI menjadi penting dan relevan agar media anggotanya semakin tertantang untuk menunjukkan tata kelola yang baik dengan konten yang berkualitas dan memenuhi kepentingan publik.

Meski hanya 29 media yang terlibat saat penandatanganan, ia berharap semua anggota AMSI yang saat ini mencapai 470 media bisa mengadopsi indikator-indikator ini.

“Pertumbuhan media yang tidak terkendali membuat jumlahnya menjadi banyak sekali. Karena itu, yang perlu kita upayakan adalah menjadi media yang trusted,” katanya.

Wenseslaus Manggut, Ketua Umum AMSI sedang berbicara saat acara penandatanganan kesediaan mengadopsi Trustworthy News Indicators yang disahkan di Jakarta, Kamis, 6 Juli 2023. (Dokumen AMSI)

Ia menekankan agar media tidak hanya membuat konten yang mengejar jumlah pembaca, “yang hanya mengikuti selera menarik, tapi sebenarnya tidak penting untuk publik.”

Atmaji Sapto Anggoro, Ketua Komisi Pendataan dan Ratifikasi Pers Dewan Pers yang hadir menjadi pembahas indikator-indikator ini mengapresiasi inisiatif AMSI.

Menurutnya, media massa memang harus kredibel. Selain untuk menjaga kepercayaan publik, kredibilitas juga menjadi  fondasi bagi keberhasilan memainkan peran penting media sebagai pilar demokrasi, agen informasi dan kontrol sosial.

“Sangat penting bagi media untuk menjaga integritas, objektivitas, dan keandalan dalam menyampaikan berita dan informasi kepada publik,” katanya.

“Karena itu, atas nama pribadi dan Anggota Dewan Pers, saya mengapresiasi langkah AMSI membuat indikator ini,” katanya.

Ia mengatakan akan membahasnya dalam pleno Dewan Pers untuk melihat kemungkinan mengadopsinya.

Sementara itu, Eric Sasono dari Internews Indonesia menyatakan pilihan AMSI untuk meraih kepercayaan terhadap media dengan membuat aturan sendiri demi mempertahankan keberlangsungan media “harus kita dukung terus.”

Ignatius Haryanto, peneliti media dari Universitas Multimedia Nusantara mengatakan, “saat ini banyak media memproduksi konten yang bisa kita ibaratkan [sebagai] junk food, dikonsumsi audiens karena banyak yang suka.”

“Tapi pertanyaannya, apakah sehat?” katanya.

Ia mengatakan “media sebaiknya tidak hanya menghibur, tapi harus mengedepankan fungsi pendidikan dan tanggung jawab sosial.”

Dirumuskan Setelah Proses yang Partisipatif

Kesebelas indikator ini dirumuskan setelah AMSI melakukan serangkaian diskusi di Jakarta, Bali dan Makassar pada Oktober 2021 untuk menyerap aspirasi dan pandangan publik.

Pada 2022, AMSI juga melakukan penelitian mendalam terhadap 1.262 media, di mana hasilnya 687 yang dinyatakan memenuhi standar brand safety yang ditetapkan dunia periklanan internasional atau Global Alliance Responsible for Media [GARM].

Dari jumlah itu, 367 adalah media anggota AMSI dan sisanya media non-anggota.

Tahun 2023, AMSI juga meneliti 526 media serta menggelar tiga kali lokakarya yang melibatkan para pemangku kepentingan, seperti pengusaha, ekonom, akademisi, penyelenggara negara, lembaga survei, Dewan Pers, tokoh perempuan, mahasiswa, jurnalis dan pemilik media.

Rangkaian program ini mendapat dukungan Internews dan USAID Media.

Wahyu Dhyatmika, Sekretaris Jenderal AMSI mengatakan, pekerjaan rumah AMSI ke depan adalah menggali lagi ketentuan tentang diferensiasi media yang bisa masuk kategori diterima dan memenuhi 11 indikator ini, sehingga boleh memasang label trusted.

“Bagaimana memutuskan [boleh atau tidaknya memasang label trusted], pendampingan, mengawasinya dan seterusnya,” kata Wahyu.

Sementara itu, Adi Prasetya, Direktur Eksekutif AMSI menyatakan, rumusan 11 indikator itu adalah langkah AMSI untuk meraih kembali kepercayaan publik dan brand safety.

Salah satu perwakilan media menandatangani kesediaan mengadopsi Trustworthy News Indicators yang disahkan di Jakarta, Kamis, 6 Juli 2023. (Dokumen AMSI)

Rumusannya, kata dia, merujuk pada kode etik jurnalistik, Global Alliance for Responsible Media, dan pedoman pemberitaan media siber.

“Untuk sampai pada titik hari ini, yakni komitmen bersama media anggota AMSI, perlu waktu hampir dua tahun. Jalan meraih kepercayaan publik dan brand safety belum usai,” katanya.

Ia berharap indikator ini diadopsi oleh lebih banyak anggota, sembari AMSI terus menyosialisasikannya ke pihak terkait, termasuk pengiklan dan masyarakat.

“Kita [juga] perlu menyerahkan dokumen indikator ini agar diterima resmi Dewan Pers,” katanya.

29 media yang menandatangani komitmen menerapkan indikator ini merupakan gabungan dari media lokal dan nasional.

Dari media nasional antara lain, KLY Group, Tempo.co, Katadata.co.id, Republika.co.id, Viva.co.id, Inews.id, Hukumonline.com, Jurnas.com dan Kabar Group Network.

Sementara media lokal adalah Solopos.com, Tribunjogja,com, Beritajatim.com, Timesindonesia.co.id, Wartabromo.com, Krjogja.com, Batamnews.co.id, Kabarmedan.com, Wongkito.co, Harapanrakyat.com, Jabarnews.com, Sukabumiupdate.com, Suarakalbar.co.id, Jubi.id, Kabarpulau.co.id, Darilaut.id, Suarakalbar.co.id, Pontianakpost, dan Beritabali.com.

Rosis Adir, Pemimpin Redaksi Floresa mengatakan, siap menerapkan indikator-indikator itu dan merupakan komitmen Floresa untuk terus berbenah menjadi media yang kredibel.

“Ketika diundang AMSI untuk menandatangani komitmen ini, kami menyambutnya dengan antusias karena Floresa memang ingin terus bertumbuh sebagai media lokal yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip penting dalam jurnalisme, sebagaimana sudah terangkum dalam poin-poin indikator itu,” katanya.

“Terima kasih karena AMSI menjadi wadah kami untuk terus belajar, termasuk dari sesama media lain,” tambahnya.

Bersama 10 media lokal lainnya, saat ini Floresa juga sedang mengikuti program pendampingan intensif selama tiga bulan oleh AMSI, dengan mentor Riana A. Wangsadiredja, pendiri Jabarnews.com.

Kesepuluh media tersebut dipilih dari total 59 media peserta pelatihan Media Management, Business Development and Sustainability Batch 3. 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini