Dompet Dhuafa Buka Layanan Dapur Umum untuk Warga Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki 

Lembaga filantropi Islam ini merupakan salah satu dari berbagai pihak yang tergerak memberi bantuan terhadap pengungsi yang terus bertambah

Baca Juga

Floresa.co – Solidaritas kemanusiaan untuk korban letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur terus berdatangan.

Sebuah lembaga filantropi Islam, Dompet Dhuafa, telah membuka layanan dapur umum di lokasi pengusian.

Melalui Disaster Management Center (DMC) dan cabang lembaga itu di Nusa Tenggara Timur [NTT] membuka layanan dapur umum di Desa Bori, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur sejak Rabu, 3 Januari lalu.

“Hadirnya dapur umum ini mampu memberi manfaat untuk 1.130 jiwa,” tulis lembaga itu dalam keterangan tertulis kepada Floresa pada 8 Januari.

Taqi Falsafati, penanggung jawab respons tanggap darurat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mengatakan, “Tim Dompet Dhuafa juga mengupayakan aktivasi pos hangat dan layanan medis” bagi penyintas yang sedang mengungsi.

Aktivitas vulkanis Gunung Lewotobi Laki-laki menguat sejak pemerintah menetapkan status peringatan “waspada” pada 12 Desember 2023.

Usai erupsi pada 1 Januari, pemerintah menaikkan status menjadi “siaga.”   Status baru ini menunjukkan peningkatan seismik yang berpotensi memicu erupsi besar dalam kurun dua pekan berikutnya.

Level peringatan tertinggi adalah “awas” yang mengacu pada potensi erupsi besar dalam kurun 24 jam sejak penetapan statusnya.

Gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut itu kembali erupsi 6 Januar, yang menyebabkan jumlah pengungsi terus bertambah hingga mencapai 4.617 jiwa, dari 2.400 yang terdata pada 3 Januari.

Para pengungsi bertahan di 12 titik yang tersebar di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Titehena, Flores Timur.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ada lima desa di Kecamatan Wulanggitang dan dua desa di Kecamatan Ile Bura yang terdampak erupsi. 

Dua kecamatan tersebut berdekatan dengan puncak kawah. Hujan abu vulkanik  masih sering terjadi di dua wilayah kecamatan tersebut.

Sebelumnya, solidaritas kemanusian untuk korban letusan gunung api ini juga dilakukan berbagai kelompok diaspora NTT di berbagai kota di Indonesia.

Bantuan kemanusian juga sudah dilakukan oleh Keuskupan Larantuka yang wilayahnya mencakup kabupaten Flores Timur.

Romo Marianus Dewantoro Welan, direktur lembaga amal Gereja, Caritas Keuskupan Larantuka berkata, mereka langsung bergerak usai mendapat perintah dari Uskup Fransiskus Kopong Kung pasca letusan pada 1 Januari.

Bantuan kemanusiaan juga diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia, berupa air mineral, sembako, dan obat-obatan. 

“Bantuan tanggap darurat tersebut disalurkan oleh insan BRIlian [pekerja BRI] melalui BRI Kantor Cabang Larantuka yang merupakan unit kerja terdekat dengan wilayah terdampak bencana,” tulis BRI dalam keterangan resmi pada 5 Januari.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini