Apa Saja yang Penting Diketahui Tentang PDP Covid-19 yang Meninggal di Labuan Bajo?

Floresa.coSatu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 meninggal di RSUD Labuan Bajo, Rabu pagi, 25 Maret 2019.

Pasien tersebut sudah dimakamkan, di mana prosesnya dilakukan sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization).

Apa saja yang hal yang penting diketahui soal pasien tersebut. Berikut adalah data dan informasi yang dirangkum Floresa.co dari berbagai pemberitaan tentang pasien tersebut:

1. Sudah Lama Sakit

Pasien berinisial SS itu, yang berasal dari Kuwus, Manggarai Barat, selama ini menetap di Surabaya, Jawa Timur. Ia dilaporkan sudah lama sakit dan didiagnosis mengalami gagal ginjal akut. Kondisinya makin parah sejak Februari lalu. Karena itu, keluarganya memintanya untuk berobat di kampung, karena upaya perawatan di Surabaya tidak membuatnya sembuh.

“Kami mau cari pengobatan alternatif di kampung karena berbagai hasil pemeriksaan di beberapa rumah sakit di Surabaya, penyakit yang dialami SS  tidak kunjung sembuh,” kata salah seorang saudari SS yang diwawancarai Floresa.co, Rabu di Ruteng.

Ia pun meninggalkan Surabaya pada 18 Maret. Saat tiba di Bandara Komodo dan suhu tubuhnya dicek, keluarga mengatakan, suhunya normal.

Selama di Ruteng ia dirawat di rumah keluarganya.

2. Diantar ke RSUD Ben Mboi, Lalu Diisolasi

Karena kondisinya tidak membaik, atas usulan seorang perawat tetangga keluarga SS di Ruteng, ia diantar ke RSUD Ben Mboi pada Selasa, 24 Maret, sekitar pukul 07.00 Wita.

Keluarga mengatakan, dengan membawanya ke rumah sakit, mereka berharap ia “mendapat tindakan berdasarkan keluhan” mereka.

Setelah beberapa jam ditangani, SS kemudian dibawa ke ruang isolasi UGD dan semua keluarga diminta untuk menunggu di luar ruangan.

Karena dimasukkan di ruang isolasi, keluarga pun bertanya kepada petugas yang mengenakan alat pelindung diri (ADP) lengkap, apakah ada indikasi SS itu PDP Covid-19. Dari

“Petugas menjawab dengan tegas bahwa tidak,” tuturnya. Saat dipindahkan ke ruang isolasi lain, kata keluarganya itu, SS dibawa menggunakan mobil ambulans tanpa diketahui keluarga.

“Kami semakin panik dan makin bingung sehingga kami bertanya lagi, apakah SS itu terinfeksi Covid-19? Lagi-lagi jawaban petugas adalah tidak juga. Kami semakin bingung,” kisahnya.

3. Ditetapkan Sebagai PDP Covid-19, Dirujuk ke RSUD Komodo

Tak lama kemudian, pihak keluarga diminta untuk siap-siap ke RSUD Komodo di Labuan Bajo sebagai rumah sakit rujukan untuk kasus Covid-19.

Dalam konferensi pers hari itu, juru bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai, Ludovikus Moa menyatakan, SS adalah PDP Covid-19. Ia menjelaskan, saat datang datang ke RSUD Ben Mboi SS tiba dalam keadaan “umumnya lemah, sempat juga sesak napas.”

Karena alasan itu, SS kemudian dirujuk ke RSUD Komodo.

Apa yang dimaksud dengan PDP? PDP adalah orang yang menunjukkan gejala sudah terjangkit Covid-19, seperti demam, batuk, pilek dan sesak nafas.

BACA: Satu Orang PDP yang Diisolasi di RSUD Ruteng Datang dari Surabaya

PDP tidak berarti positif Covid-19, karena untuk bisa disebut sebagai positif corona, butuh hasil uji laboratorium yang dilakukan di Jakarta.

4. Meninggal dan Dimakamkan Sesuai Standar WHO

SS menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu pagi.

BACA: PDP Covid-19 Asal Kuwus Dimakamkan di Kaper, Prosesi Dikawal Aparat

Karena meninggal dalam status sebagai PDP Covid-19, ia dimakamkan sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO, sebagaimana juga diakui oleh Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula.

5. Keluarga Meragukan Status SS Sebagai PDP Covid-19

Hingga hari ini, Kamis, 26 Maret 2020, status SS masih sebagai PDP Covid-19, karena hasil uji laboratorium belum didapat.

Sementara itu, keluarganya meragukan bahwa ia meninggal karena virus yang kini menjadi pandemi global itu.

BACA: Keluarga PDP yang Meninggal di RSUD Komodo: ‘Kami Yakin Bukan Karena Virus Corona’

Sejumlah keluarga dari PDP dengan inisial SS itu mengatakan dalam wawancara dengan Floresa.co di Ruteng, Rabu siang, berdasarkan riwayat penyakit yang dialami SS, mereka menduga ia mengalami gagal ginjal akut, disertai komplikasi penyakit lainnya.

Seperti apa persisnya, kita menanti penjelasan resmi dan lengkap dari pemerintah.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA