Sastra, Filsafat dan Makna Hidup

Apresiasi Untuk Buku Karya Kristo Suhardi

Baca Juga

Pada bagian pertama bukunya, Kristo menggunakan “pisau” filsafat untuk membedah pandangan seksualitas menurut Sang Maestro kelahiran Brazil, Paulo Coelho dalam salah satu karyanya Eleven Minutes (EM).

Kristo melanjutkan pandangan Coelho untuk merubah cara pandang masyarakat luas yang keliru terhadap seksualitas manusia, yang cenderung direduksi semata-semata sebagai seksualitas genital.

Sebab, baginya seksualitas manusia adalah keseluruhan dimensi dalam diri manusia yang mencirikannya sebagai lelaki dan perempuan.

Karena itu, Kristo secara lebih spesifik melihat EM sebagai sebuah narasi panjang Coelho untuk membalikkan dan melawan setiap pandangan yang keliru terhadap seksualitas genital manusia.

Bersama Coelho, Kristo ingin membuka wawasan kita bahwa seksualitas genital adalah sesuatu yang suci dan bukan merupakan hal yang najis untuk diperbincangkan.

Coelho dalam EM melihat cinta sebagai sebuah kebutuhan eksistensial manusia. Cinta adalah tema dan bahasa univesal yang senantiasa aktual.

Universalitas dan aktualitas cinta mampu menyusup dan menjangkau berbagai dimensi kehidupan dan menjadikan tema ini selalu menarik untuk ditelaah dan dimaknai dalam ruang dan waktu.

Selain kedua dimensi di atas, urgensitas cinta lahir dari kenyataan bahwa cinta adalah kebutuhan eksistensial manusia yang tak bisa ditolak atau ditawar. Cinta ada karena ia memang harus ada. Cinta adalah basis dan syarat utama untuk sebuah harmoni dalam kehidupan.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini