Kecurigaan Terhadap Penelitian di Liang Bua

Baca Juga

Hominin ini adalah luar biasa bagi tubuh yang kecil dan otak dan untuk bertahan hidup sampai waktu yang relatif baru pada sekitar 18.000 hingga 13.000 tahun yang lalu. Dipulihkan bersama sisa-sisa kerangka adalah alat-alat batu dari wawasan arkeologi mulai dari 94.000 sampai 13.000 tahun yang lalu.

Dua penelitian ortopedi diterbitkan pada tahun 2007 keduanya melaporkan bukti yang mendukung status spesies untuk Homo Floresiensis. Sebuah studi dari tiga token dari karpal (pergelangan tangan) tulang menyimpulkan ada kesamaan dengan tulang-tulang karpal dari seekor simpanse atau hominin awal seperti Australopithecus dan juga perbedaan dari tulang manusia modern. Sebuah studi tentang tulang dan sendi pada lengan, bahu, dan anggota tubuh bagian bawah juga menyimpulkan bahwa Homo Floresiensis lebih mirip dengan manusia purba dan kera daripada manusia modern.

Pada tahun 2009, penerbitan analisis cladistic dan studi pengukuran tubuh komparatif  memberikan dukungan lebih lanjut untuk hipotesis bahwa Homo Floresiensis dan Homo Sapiens adalah spesies terpisah.

Untuk menjawab keraguan sejumlah warga seperti Fidelis Randut, saya sarankan Pemerintah Kabupaten Manggarai perlu membuat Museum Sejarah dan Budaya Manggarai yang juga turut memajang duplikat tulang belulang Homo Floresiensis agar warga mudah memperoleh informasi yang tepat.

Penulis berasal dari Ruteng, sekarang bekerja di Yayasan Senyum Bali. Ia juga masih aktif menulis di beberapa media.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini