ReportasePeristiwaSebut sudah Terima Kematian Gregorius Nanet, Keluarga Kecam Polres Manggarai

Sebut sudah Terima Kematian Gregorius Nanet, Keluarga Kecam Polres Manggarai

Ruteng, Floresa.co – Keluarga Gregorius Nanet (62), seorang pensiunan pegawai pertanahan kabupaten Manggarai yang ditemukan meninggal di kebun kopi miliknya pada 29 Juni lalu mengecam pihak Kepolisian Resort (Polres) Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Mereka mengecam pihak kepolisian lantaran sudah dengan gegabah menyebut dan menyimpulkan bahwa pihak keluarga sudah menerima dan iklas terhadap kematian Gregorius.

Padahal menurut keluarga, ketika diiterogasi oleh polisi saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) mereka menyebutkan, secara iman Katolik menerima kematian Gregorius. Tetapi proses kematiaan yang dinilai tidak wajar tersebut keluarga tidak pernah terima dan ikhlas dan tetap melanjutkan proses hukum untuk mencari tau penyebab kematiaanya.

“Kami secara tegas menolak keras pernyataan polisi yang sudah menyimpulkan dengan gegabah bahwa keluarga sudah menerima kematian Gregorius,” ujar Agustinus Ramauti, juru bicara keluarga kepada sejumlah awak media di Ruteng, Jumat (3/7/2015).

Dikabarkan sebelumnya, Polres Manggarai mengatakan pihak keluarga sudah menerima kematian Gregorius Nanet.

Menurut kepolisian, berdasarkan hasil visum di RSUD Ruteng tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan sebagai penyebab kematian pria berusia 62 tahun itu.

“Untuk mengetahui penyebab kematian harus dilakukan otopsi. Tapi keluarga korban menolak untuk diotopsi dan menerima kematian korban,” ujar Kepala Satuan Reserese dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Manggarai, AKP Yuda Wiranegara kepada wartawan di Ruteng.

Yuda mengatakan, sejauh ini kepolisian belum menemukan bukti lain terkait meninggalnya Gregorius. Meski demikian, ia mengatakan penyelidikan akan tetap dilakukan.

“Untuk kasus seperti ini, jika tidak ada tanda-tanda kekerasan, langkah awal yang semestinya dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban,” katanya.

Jika hasil otopsi ternyata kematian karena ada penyakit, kata dia, sudah pasti tidak bisa diteruskan.

“Sekarang keluarga korban menolak untuk diotopsi karena memang tidak ada tanda-tanda kekerasan dan ditemukan di kebun korban sendiri di samping rumah korban. Tapi kita akan tetap lakukan penyelidikan,”ujarnya.

Agustinus menegaskan keluarga belum menerima kematian korban yang dinilai tak wajar.
Ia mengaku heran dan kecewa mengapa gejala kematian Gregorius ini tidak pernah diproses dalam penyelidikan polisi. (Ardy Abba/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA