ReportasePeristiwaProyek Jalan di Manggarai: Rusak Seminggu Setelah Dikerjakan

Proyek Jalan di Manggarai: Rusak Seminggu Setelah Dikerjakan

Floresa.coSalah satu proyek aspal jalan di Kabupaten Manggarai menjadi sorotan setelah dilaporkan rusak seminggu setelah dikerjakan.

Aspal di ruas jalan Ranging-Kembur, Desa Bea Kondo, Kecamatan Satarmese Barat itu sudah mulai terkelupas di beberapa titik, demikian laporan warga.

“Kita kecewa, karena program pemerintah tidak mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya pembangunan berkualitas,” kata Ovan Wangkut, salah satu warga, Rabu, 4 November 2020.

Ia menduga pengerjaan jalan tersebut melanggar juknis yang ditetapkan oleh pemerintah, di mana material dan alat berat yang digunakan tidak sesuai standar.

“Jarang sekali kita temukan batu 5/7 di lapangan, sementara juknisnya mewajibkan itu. Alat berat yang dipakai juga tidak memenuhi syarat, karena beratnya kurang dari 8 ton,” katanya seperti dilansir Voxntt.com.

Ia pun meminta kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai, DPRD, dan penegak hukum agar segera turun ke lokasi.

Proyek jalan tersebut dilaporkan senilai Rp 386.890.000,00 dari Dana Alokasi Umum (DAU). Kontraktornya adalah CV Rentio.

Melki Muardi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek itu mengakui bahwa pengerjaan proyek itu tidak sesuai standar.

Ia menjelaskan, proyek itu dikerjakan masyarakat setempat.

Melki mengklaim, pihaknya sudah menyampaikan kepada direksi dan konsultan agar segera memperbaiki bagian yang rusak.

“Direksi sudah turun, konsultan sudah turun untuk memperbaiki,” katanya.

Penjelasan PPK berbeda dengan Kabid Bina Marga Reynold Gurung, di mana ia mengaku belum mengecek lokasi proyek itu. 

Namun, katanya, ia tidak yakin jika kontraktor tidak mengerjakan proyek sesuai standar, termasuk tidak menggunakan batu 5/7 seperti yang disampaikan warga.

“Saya tidak yakin batu 5-7 tidak ada. Nanti kami cek,” ujar Reynold.

Terkait alat berat atau fibro yang digunakan, ia mengatakan sudah sesuai standar. 

Spesifikasi fibro yang digunakan untuk proyek tersebut, katanya, memiliki bobot 6-8 ton dengan lintasan Gilas sebanyak enam kali.

Ia mengatakan, tetap meminta kontraktor untuk memperbaiki proyek tersebut yang memang masih dalam tahap pengerjaan dengan masa pemeliharaan selama satu tahun.

“Pada prinsipnya, kita respon setiap informasi yang disampaikan oleh masyarakat,” katanya.

FLORESA

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA