PerspektifAnalisisPerempuan dan Globalisasi

Perempuan dan Globalisasi

Pejuang-pejuang wanita pada masa itu melahirkan beberapa nama besar perempuan dalam sejarah bangsa ini seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain, yang secara tidak langsung merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan.

Melihat peran dan perjuangan perempuan yang sangat besar bagi terbentuknya negara Indonesia, pada tanggal 22 Desember, melalui dekrit Presiden No. 316 tahun 1959, Presiden Sukarno menetapkan tanggal 22 Desember itu sebagai Hari Ibu dan dirayakan secara Nasional oleh masyarakat Indonesia.

Presiden Soekarno rupanya sungguh menyadari peran ibu dan perempuan sebagai aset penting negara dalam mengisi masa kemerdekaan sekaligus menjadi  modal peradaban bangsa yang tak dapat diabaikan.

Saat ini, pada momentum menjelang hari ibu, masyarakat ramai memberikan ucapan kepada Sang Ibu. Ada yang mengatakan ibu adalah pahlawan, ibu adalah guru, ibu adalah rahim kehidupan dan beragam ucapan lainnya.

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA