Kisah-Kisah Inspiratif Tentang Gaspar Ehok

Baca Juga

Celakanya, permainan dengan Mukadimah itu dianggap penghinaan terhadap negara. Ashadi Siregar dibawah ke Pengadilan. Prosesnya berlarut-larut; seingat saya sampai lebih dari dua tahun. Ashadi tetap bersikeras untuk tidak membuka ke pengadilan siapa yang melakukan pemelintiran itu. Dia menanggung semuanya sendiri. Dalam masa penuh tekanan itu, katanya dia cukup stres. Pada saat itulah dia menulis dua novel salah satunya KAMPUS BIRU. Setelah bebas, ia tidak menulis lagi. Kami berkelakar, rupanya perlu stres berat supaya bisa menulis novel.

Kembali ke Romo Depoortere. Sampai akhir hayatnya, Romo Depoortere SJ tidak pernah mengungkit tentang pembredelan itu. Saya dan Gaspar waktu itu tinggal di Margasiswa PMKRI. Kantor redaksi juga disitu.

2. Catatan Seorang Wartawan

Marsel Ruben Payong, mantan wartawan mingguan Dian menuliskan kenangannya terhadap almarhum di dinding facebooknya pada, Jumat (26/2) pagi.

Berita mengejutkan datang tadi malam, Bp. Drs. Gaspar Parang Ehok, bupati Manggarai (1988 – 1999) menghembuskan nafas terakhir di RS Panti Rapih Yogyakarta. Masyarakat Manggarai Raya patut berduka mendalam atas kepergiannya.

Saya beruntung pernah mengikuti dari dekat karyanya sebagai bupati pada periode pertama dan sebagian periode kedua. Sebagai Wartawan Mingguan DIAN saya mencatat beberapa kenangan menarik.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini