BerandaREPORTASEPERISTIWASolidaritas via Media Sosial...

Solidaritas via Media Sosial yang Gagalkan Aksi Penculikan Anak di Manggarai

Aksi seorang penculik anak di Manggarai berhasil digagalkan berkat kerja sama warga pengguna internet [warganet] dan kesigapan polisi merespons aduan masyarakat.

Floresa.co –  Sabtu akhir pekan lalu, 5 Agustus, Ana – bukan nama sebenarnya – diminta orang tua asunya membeli minyak goreng di sebuah kios di dekat rumahnya di Pagal, ibukota Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, NTT.

Namun, sekitar setengah jam berlalu, siswi sekolah dasar ini tak kunjung kembali ke rumah.

Karena khawatir, keluarganya menyusul ke kios. Namun, Ana, yang berusia 11 tahun, tidak kelihatan.

Karena tidak juga ditemukan usai mencari-cari di area sekitar, informasi bahwa Ana hilang pun segera disampaikan ke keluarga yang lain.

“Saya lalu posting di media sosial Facebook dengan keterangan ‘Ase kae, cala manga ita anak koe ho’o di seputaran Pagal [Saudara-saudari, mungkin ada yang melihat anak kecil ini di sekitar Pagal]’” ujar AM, ayah asuh Ana.

Tak hanya posting di Facebook, AM yang telah mengasuh Ana sejak anak itu berusia tiga tahun langsung melaporkan peristiwa ini ke polisi di Polsek Pagal.

Postingan AM yang disertai foto Ana itu rupanya direspons cepat warganet.

Selain memberi komentar, postingannya dibagikan oleh banyak orang ke dinding Facebook mereka, juga ke aplikasi media sosial dan berbagi pesan, seperti WhatsApp.

Ada juga yang menelepon AM, mengonfirmasi kebenaran berita kehilangan itu.

Solidaritas tak hanya berhenti di dunia maya. Aksi nyata di dunia nyata pun dilakukan.

Seorang warganet ternyata melihat Ana bersama pelaku di sebuah warung bakso di Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai, lebih dari 20 kilometer ke arah selatan dari Pagal.

Karena telah membaca informasi di Facebook, warganet yang merupakan karyawan warung tersebut mencurigai gelagat pelaku, apalagi setelah melihat Ana memakai baju bertuliskan nama sebuah sekolah dasar di Cibal.

Karyawan warung itu bertanya ke pelaku tentang asal dan tujuan mereka pergi. Pelaku mengakui Ana dari Cibal dan mereka hendak pergi ke Wae Lengga di Kabupaten Manggarai Timur.

Mendengar itu, karyawan itu langsung mengontak keluarga AM, hingga kemudian ia terhubung dengan polisi.

Informasinya menjadi kunci bagi polisi untuk bergerak cepat. Tidak hanya Polsek Cibal, Polres Manggarai pun turun tangan.

Dari warung bakso itu, pelaku memang lolos membawa Ana hingga ke kampungnya di Kampung Ende, Borong, Kabupaten Manggarai Timur, yang jaraknya lebih dari 100 kilometer dari Pagal.

Namun, dengan bekal informasi dari karyawan warung bakso, polisi dari Polres Manggarai menghubungi keluarga Ana dan berkoordinasi dengan Polres Manggarai Timur untuk mengecek keberadaan pelaku, merujuk pada sepeda motor yang digunakan.

“Sekitar pukul 17.45 Wita, informasi dari anggota Polres Manggarai Timur, mereka telah mengamankan pelaku yang bernama Muhamad Ali dan korban serta barang bukti sepeda motor merk Honda Verza dari rumah pelaku di Kampung Ende,” jelas Ipda I Made Budiarsa dari bagian Humas Polres Manggarai.

Pelaku kini ditahan di Polres Manggarai, dan akan menjalani proses hukum.

Polisi belum menjelaskan motif aksi penculikan ini.

Kasus ini membuat AM, ayah asuh Ana, merasakan manfaat media sosial.

Ia mengatakan, dari pengakuan warganet yang menghubunginya, banyak yang mengaku melihat Ana berboncengan dengan pelaku. Namun, mereka tidak menyadari bahwa Ana sedang dalam bahaya.

Namun, mereka akhirnya bergerak setelah melihat postingannya di media sosial.

Dari pengalaman ini, AM berharap peran positif media sosial tetap dijaga untuk membangun solidaritas sosial.

“Saran saya, gunakan media sosial ini dengan baik dan benar saja,” katanya.

Penemuan kembali Ana secara cepat karena peran warganet, kata dia, “hal nyata yang dapat ia terima sebagai manfaat media sosial.” 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga