Floresa.co – Tindakan intimidatif terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini, pelakunya adalah Bupati Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Marthen Dira Tome.
Ia terindikasi mengancam wartawan Tempo, Yohanes Seo. Ancaman ini diduga terkait dengan pemberitaan Tempo perihal lima bupati yang terindikasi korupsi, termasuk Marthen.
Marthen menyampaiakn pesan bernada ancaman melalui BlackBerry Messenger (BBM), dimana ia meminta Yohanes Seo tidak melakukan pembusukan dan pembunuhan karakter melalui pemberitaan media, jika tidak ingin diganggu.
“Mat malam pak Jhon, beta (saya) harap bu (kau) jangan buat pembusukan dan pembunuhan karakter melalui media, biar bu (kau) juga tidak diganggu,” kata Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome via BBM, Jumat (2/5/2014).
Tempo edisi, Sabtu, 26 April 2014, melansir berita ihwal dugaan keterlibatan lima bupati dalam kasus korupsi, salah satunya adalah Bupati Marthen, yang diduga terlibat dugaan korupsi dana pendidikan luar sekolah (PLS) tahun 2007 sebesar lebih dari Rp 77 miliar.
Bupati lainnya adalah Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin–dalam soal dugaan pungutan liar–Bupati Rote Ndao Leonard Haning–dalam soal pembebasan lahan di rumah jabatan bupati–dan Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Fernandez–dalam soal dana alokasi khusus (DAK).
Bupati Marthen yang dimintai konfirmasi oleh Tempo belum lama ini, meminta Kejaksaan Tinggi NTT menghentikan penanganan kasus yang diduga melibatkan dia itu jika tidak ditemukan adanya indikasi korupsi. “Jangan cari-cari kesalahan orang,” katanya.
Menurut dia, kasus itu sudah pernah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kupang. Namun penyelidikan dihentikan karena tidak ditemukan bukti yang cukup.
“Kasus sudah pernah diproses, namun tidak ada bukti sehingga dihentikan Kejari Kupang,” katanya.