Hari Ibu, Mahasiswi Manggarai Ungkapkan Kegelisahan dan Kecemasan

Baca Juga

Kecenderungan mengikuti arus zaman dan tidak mempedulikan lagi nasehat ibu, bagi dia menjadi soal utama.

“Bahkan ada yang menganggap ibunya kurang gaul, ketika dilarang mengikuti trend yang tidak baik,” kata gadis  campuran Jawa-Manggarai ini.

Ia berharap, ke depan anak-anak lebih menghargai dan menghormati ibu.

“Saya percaya apa yang sudah mama berikan adalah untuk kebaikan saya karena mamalah yang paling mengerti tentang kemauan dan perkembangan saya,” ungkap mahasiswa semester V STKIP-Ruteng ini.

Penilaian serupa juga disampaikan Geovany Sariyati, mahasiswi Universitas Widya Mandira (Unwira), Kupang asal Lembor, Manggarai Barat.

Perkembangan teknologi dan informasi, menurut Vani – demikian ia disapa – justru membuat kaum hawa terjebak dalam masalah sosial.

“Biasanya masa muda itu masa mencari jati diri. Banyak remaja wanita yang duduk di sekolah menengah bahkan mahasiswi mengalami kecelakaan atau hamil di luar nikah,” katanya.

Pergaulan bebas yang banyak disajikan media informasi misalnya internet, jelasnya, adalah salah satu faktor yang turut mempengaruhi pergaulan kaum muda.

Mahasiswi jurusan Akuntansi ini aktif dalam berbagai kegiatan di Kampus. Di kalangan teman-temannya, ia memang dikenal sebagai kritikus fenomena sosial di dunia maya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini