Ratapan Untuk Manggaraiku

Baca Juga

Manggaraiku, kesucianmu tercemar logika demokrasi amoral dan intrik-intrik manipulatif. Beningmu menjadi keruh. Sekeruh air laut di Pantai Reo, yang telah dikuras habis gizi tanahnya. Namun, cuma beberapa pejabat yang peduli.

Wajahmu tak terawat, seperti Pandai Pede yang lagi ramai dibahas. Aku menyesal atas tingkah mengerikan yang dibuat lancang, oleh anak anakmu.

Itu ulah pendebah kaya yang tak mau mengalah. Apakah ini bencana, karena kami telah menyembah uang sebagai Allah lain? Apakah ini bencana politik? Inikah bencana ketakjujuran? Ataukah iman anak- anakmu telah menjadi buram dan tak mampu lagi bertindak suci?

Ratap ini, ratap pergumulan galau. Segalau tim sukses yang tak mampu mengaku kalah dalam Pilkada. Kekalahan adalah pil pahit yang tak ingin diminum. Kalah harus dihindari. Apakah menghindari kekalahan adalah produk budaya? Inikah mentalitas bentukan filosofi mengejar kebaikan bagi orang Manggarai ?

Manggaraiku, benarkah engkau ditakdir menjadi tanah yang rawan politik uang? Engkaukah tanah yang telah dihuni oleh orang-orang berotak kotor dalam ranah politik? Mengapa engkau telah berubah mengerikan? Mengapa ada para pejabat membabat rakyat? Bukankah ini bentuk pengingkaran iman dan kesucian budaya?

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini