Teken Surat Terkait Politik Uang, Marsel Jeramun Mengaku Karena Diancam

Baca Juga

Namun, jelasnya, sopir itu segera lari menuju kampung asalnya di Sampar, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng, yang jaraknya lima kilo meter dari lokasi kejadian.

Di kampung itu, sopir ini langsung menahan dua orang penculik. Warga pun bereaksi, dengan mengancam menahan mereka pelaku, jika Marsel tidak ditemukan.

Sementara itu, Marsel dibawa ke Bung, Desa Bulan Kecamatan Ruteng.

Di salah satu rumah di sana, ia mengaku dipukul pada bagian kepala dan diancam bunuh.

“Dalam perjalanan ke Labuan Bajo, mereka paksa saya membuat surat pernyataan seperti yang  tersebar sekarang,” katanya.

Kata Marsel, dalam posisi diancam dan takut dibunuh, dirinya terpaksa melakukan apa yang menjadi permintaan, sebab di ditancam dengan parang.

Saat tiba di Panwas, ia mengatakan, di sana ada Martin Warus, rekannya di DPRD dan berasal dari dapil yang sama dengan Marsel.

Di sanalah, Marsel mengaku mengklarifikasi surat perjalanan dinas tersebut, sebab dalam surat dinas yang ia bawa juga tertera nama Marten Warus.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini