Langkah Tini dinilai banyak pihak sangat prematur dan bisa menuai polemik, apalagi dengan posisinya sebagai pejabat publik.
Namun, kepada Floresa.co, Tini yang sudah mengonfirmasi bahwa akun Facebook itu adalah miliknya, memilih membela diri.
“Tidak boleh emosi. Tulis apa saja di Facebook ya silakan. Jangan persoalkan orang punya barang,” jelasnya.
Ia menegaskan, menulis status adalah haknya.
“Saya kan hanya tulis di status. Namanya status, siapa saja bisa buat. Mengapa harus dipermasalahkan?” ungkap Tini.
”Ini kan privasinya orang, kalau orang mau tersinggung ya silakan. (Tetapi), seharusnya tidak boleh tersingggung,” lanjutnya.
Menurut Tini, yang ia lakukan dengan menggunakan media sosial, bukan pengumuman resmi.
”Inikan bukan pengumuman resmi di koran, ini barangkan hanya sebatas curhat pribadi,” katanya.
Sekedar mengingatkan, menjelang Pilkada Mabar, dalam catatan Floresa.co, beberapa kali Tini memang membuat blunder.
Pada 18 September lalu misalnya, dalam sambutan sebuah pesta nikah di Labuan Bajo, ia menyampaikan pernyataan yang menggiring tamu pesta untuk mendukung kandidat tertentu.
“Jangan lupa tanggal 9, itu pilih satu,” katanya. Ia memilih jedah sejenak, baru kemudian melanjutkan, “Di antara lima. Kalau pilih dua, dua begitu, atau tiga, empat, itu suara rusak. Pilih satu di antara lima. Silahkan terjemahannya apa, saya tidak tahu.”
